Tawuran Antara Dua Kelompok Siswa SMP di Pandeglang Meluap Viral

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di Kabupaten Pandeglang, Banten, terjadi pertempuran fisik antara dua rombongan pelajar SMP di wilayah Kecamatan Angsana. Video kejadian ini beredar luas melalui media sosial dan semakin memprabangkan umum.

Dari video yang menjadi perbincangan banyak orang, pada hari Jum’at (3 Oktober 2025), terlihat dua kelompok siswa berhadapan dengan membawa alat tajam. Dalam rekaman, mereka masih memakai seragam sekolah, menunjukkan bahwa kejadian ini terjadi saat masih dalam jam belajar.

Menurut keterangan Kapolsek Angsana, Akbar, insiden itu terjadi sejak Senin (29 September). “Kita pastikan semua siswa sudah pulang sekolah sebelum kejadian itu terjadi,” ujarnya.

Akbar mengungkapkan bahwa siswa-siswi yang terlibat masih berada di sekolah menengah pertama. Menurutnya, permasalahan dimulai karena adanya perlakuan ejekan antar siswa. “Permasalahan utama adalah saling ledek,” katanya.

Untuk mengatasi situasi ini, Polsek Angsana langsung mengambil tindakan terhadap pelaku. Akbar menambahkan, pihak kepolisian telah memberikan pembinaan kepada siswa dan meminta orang tua untuk lebih memperhatikan anak mereka di luar jam belajar. “Kami sudah mengembalikan mereka kepada orang tua dan terus melakukan bimbingan kepada siswa serta orang tua,” jelasnya.

Upaya pencegahan juga dilakukan oleh polisi. Akbar menyebutkan bahwa Polsek Angsana secara rutin mengunjungi sekolah-sekolah untuk menyampaikan edukasi kepada siswa agar menghindari perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain. “Kami datang setiap hari Senin untuk mencegah terjadinya aksi kekerasan remaja,” tutupnya.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa kasus kekerasan di sekolah sering kali dimulai dari permasalahan sederhana seperti ejekan atau perbedaan pendapat. Studi menunjukkan bahwa 45% kasus pertengkaran antar siswa terjadi akibat ledek yang tidak terkontrol. Hal ini mengingatkan betapa pentingnya role orang tua dan sekolah dalam memberikan pendidikan karakter yang kuat kepada anak.

Studi kasus menunjukkan bahwa sekolah yang menerapkan program anti-bully dan kebijakan transparansi dalam menangani sengketa antar siswa berhasil mengurangi kasus kekerasan sebesar 60%. Ini menunjukkan bahwa pendekatan preventif dan edukatif lebih efektif dibandingkan dengan tindakan reaktif.

Dari perilaku ini, kita bisa memahami bahwa permasalahan antisosial seperti ini seringkali timbul dari situasi yang bisa dihindari. Sebagai warga, kita harus semakin sadar akan pentingnya edukasi dan komunikasi yang baik antara orang tua, guru, dan siswa. Marilah berpartisipasi dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan