Proyek tol perdana era Prabowo akan segera dibangun, jarak BSD-Bogor hanya ‘sejengkal’

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah telah mengesahkan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) dan Perjanjian Regres untuk proyek Jalan Tol Bogor-Serpong lewat rute Parung. Keberadaan tol ini akan mempersingkat waktu tempuh antara BSD dan Bogor, sehingga perjalanan nantinya akan terasa cepat seperti sejengkal.

Proyek ini akan diemban oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Bogor Serpong Infra Selaras (BSIS), yang terbentuk melalui konsorsium dengan komposisi saham PT Persada Utama Infra sebesar 52%, PT Jasa Marga (Persero) Tbk 25%, PT Adhi Karya (Persero) Tbk 12%, dan PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) 10%.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum, Wilan Oktavian, menjelaskan bahwa tol ini merupakan inisiatif badan usaha atau unsolicited, yang telah melalui proses lengkap sejak 2022, termasuk evaluasi teknis, finansial, dan legal. Pemenang proyek ditetapkan pada Juli 2024.

Penandatanganan PPJT bisa dilaksanakan setelah diterbitkannya surat keputusan kelayakan lingkungan hidup dari Kementerian Lingkungan Hidup. Dengan demikian, proyek dapat segera dimulai. Menurut rencana, pengadaan tanah akan dimulai awal 2026, konstruksi akan berlangsung pada Oktober 2026, dan proyek ini dijadwalkan rampung pada Agustus 2028.

Jalan tol ini memiliki panjang total 32,03 kilometer, yang terdiri dari 27,83 kilometer di Jawa Barat dan 4,2 kilometer di Banten. Rute tol ini terbagi menjadi empat seksi: dari Junction Salabenda hingga Simpang Susun Pondok Udik (3,97 km), Simpang Susun Pondok Udik hingga Simpang Susun Putat Nutug (9,27 km), Simpang Susun Putat Nutug hingga Simpang Susun Rumpin (8,23 km), dan Simpang Susun Rumpin hingga Junction Serpong (10,56 km).

Dengan standar kecepatan 100 km/jam, lebar lajur 3,6 meter, dan konfigurasi 2×2 lajur yang akan diperluas menjadi 2×3 lajur pada tahap akhir, tol ini dirancang untuk menopang pertumbuhan lalu lintas di masa depan. Proyek ini menjadi bagian dari Jakarta Outer Ring Road (JORR) III dan akan terhubung dengan Tol Serpong-Balaraja, Tol Bogor Ring Road (BORR), Tol Depok-Antasari, serta Tol Sentul Selatan-Karawang Barat.

Investasi proyek ini mencapai Rp 12,35 triliun, yang sepenuhnya didanai oleh badan usaha tanpa melibatkan APBN. Proyek ini merupakan kerjasama pemerintahan dan badan usaha (KPBU) dengan metode bangun guna serap, yang umum digunakan dalam pembangunan jalan tol di Indonesia.

Wilan Oktavian menambahkan bahwa proyek ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas di wilayah Jabodetabek, mendorong pembangunan kawasan sepanjang koridor, serta menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru. Dampak positif juga diramalkan bagi perekonomian regional, terutama di sekitar Jabodetabek.

Dengan adanya tol ini, diharapkan perjalanan antara BSD dan Bogor akan lebih lancar dan cepat, sehingga memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat dan ekonomi setempat. Proyek ini bukan hanya mengurangi waktu tempuh, tetapi juga menjanjikan transformasi ekonomi yang lebih luas di wilayah Jabodetabek.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan