Polres Meranti Larang Pemanfaatan Lahan Bekas Karhutla

Polres Kepulauan Meranti mengerahkan upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dengan menempatkan papan peringatan di Desa Tenan, Kecamatan Tebingtinggi Barat. Tindakan ini meliputi pelarangan pembakaran lahan maupun pengolahan lahan bekas kebakaran. Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Kepulauan Meranti menggelar kegiatan tersebut pada Rabu, 1 Oktober 2025, tepatnya di Dusun 2 Desa Tenan, sebuah area yang terpapar kebakaran pada Juli tahun ini. Plang tersebut bertujuan untuk mengingatkan masyarakat tentang larangan pembakaran dan memberi tahu bahwa daerah tersebut masih dalam pengawasan hukum terkait dugaan tindak pidana Karhutla.

Selain itu, Satreskrim juga melibatkan perangkat desa dalam kegiatan pemasangan plang tersebut. Kepala Desa Tenan Syamsi, Kepala Dusun 2 Bambang Hariyanto, dan beberapa warga setempat hadir, membentuk kerja sama antara pihak kepolisian dan masyarakat. Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Aldi Alfa Faroqi, melalui Kasat Reskrim AKP Roemin Putra, menegaskan bahwa plang ini bertujuan mencegah masyarakat untuk tidak membuka atau memanfaatkan lahan bekas terbakar. “Plang ini sebagai pengingat dan peringatan, bahwa Karhutla bukan hanya merusak lingkungan, tetapi juga adalah tindak pidana yang dapat dihukum,” ujar AKP Roemin. Dia juga menjelaskan bahwa pelaku Karhutla dapat dijerat dengan sanksi hukum berat sesuai Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, yang telah diperbarui dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja, serta pasal pidana umum dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. “Imbauan kami jelas, jangan membuka lahan dengan cara membakar,” katanya. “Mari bersama-sama menjaga hutan dan lingkungan agar tetap lestari, sekaligus menghindari ancaman hukuman bagi yang melanggar.”

Polres Kepulauan Meranti menyoroti pencegahan Karhutla sebagai prioritas utama. Mereka juga menggarisbawahi bahwa penegakan hukum akan dilakukan tegas terhadap siapa pun yang mengabaikan larangan membakar, demi melindungi kualitas udara dan kelestarian ekosistem di wilayah tersebut.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa kebakaran hutan dan lahan terus menjadi masalah serius di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Kepulauan Meranti. Studi menunjukkan bahwa kebakaran yang tidak terkendali tidak hanya merusak vegetasi dan kehidupan satwa liar, tetapi juga mengancam kesehatan masyarakat akibat polusi udara yang tinggi. Analisis unik dan simplifikasi menunjukkan bahwa upaya pencegahan seperti pemasangan plang ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak negatif Karhutla. Dengan kerja sama antara pemerintah, kepolisian, dan masyarakat, diharapkan dapat mengurangi insiden kebakaran dan mencegah kerusakan lingkungan yang lebih besar.

Tindakan kolaboratif antara aparat dan warga setempat menunjukkan betapa pentingnya kesadaran bersama dalam menjaga lingkungan. Setiap individu memiliki peran dalam menjaga keberlanjutan alam, baik melalui pelarangan pembakaran, pengawasan lahan, maupun pengedukan masyarakat. Dengan demikian, upaya kecil seperti pemasangan plang dapat menjadi awal dari perubahan yang lebih besar bagi kelestarian ekosistem. Perubahan iklim dan degradasi lingkungan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama. Mari kelola sumber daya alam dengan bijak,hindari praktik pembakaran, dan jaga lingkungan kita bersama untuk masdepan yang lebih hijau dan sehat bagi generasi mendatang.

Baca juga Berita lainnya di News Page