Penjelasan Pertamina tentang Kandungan Etanol dalam Bahan Bakar Minyak

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pertamina Patra Niaga memberikan penjelasan tentang adanya kandungan etanol dalam bahan bakar minyak (BBM) yang diimpor untuk memenuhi kebutuhan stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) swasta. Roberth MV Dumatubun, sebagai pelaksana tugas sekretaris perusahaan, menjelaskan bahwa praktik ini umum di industri minyak dan gas serta diakui secara internasional.

Campuran BBM dengan etanol hingga 10% telah menjadi praktik terbaik di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Brasil, dan negara tetangga seperti Thailand. Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaga kemampuan lingkungan dan mengurangi emisi karbon.

Dalam kerjasama dengan badan usaha swasta, Pertamina Patra Niaga menegaskan pentingnya negoasi yang menghormati prosedur internal masing-masing pihak. Sinergi ini diharapkan dapat mengalankan layanan energi nasional yang lebih kuat bagi masyarakat.

Perusahaan juga memastikan bahwa distribusi BBM tetap berjalan lancar di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah terpencil dari Sabang hingga Merauke. Semua produk BBM yang disalurkan sesuai dengan spesifikasi dan mekanisme pengadaan yang berlaku.

Sebelumnya, Achmad Muchtasyar, Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, menjelaskan bahwa pasokan base fuel yang diimpor oleh Pertamina hingga Rabu, 1 Oktober 2025, belum dibeli oleh badan usaha swasta penyalur BBM, termasuk Shell, APR (joint venture BP-AKR), dan Vivo. Alasan pembatalan pembelian tersebut karena base fuel tersebut mengandung etanol sebesar 3,5%, yang tidak sesuai dengan kriteria mereka.

Namun, Achmad menambahkan bahwa berdasarkan regulasi, kandungan etanol dalam BBM diperbolehkan hingga 20%. Isu yang disampaikan kepada mitra SPBU swasta berkaitan dengan konten etanol, yang sebenarnya masih dalam batas yang diperkenankan oleh pemerintah. Meski demikian, keberadaan etanol dalam BBM menjadi alasan SPBU swasta untuk tidak melanjutkan pembelian.

Energi ramah lingkungan bukan hanya tentang teknologi yang maju, tetapi juga tentang ketelitian dalam implementasi. Pertamina telah menunjukkan komitmennya dengan memastikan bahwa BBM yang disalurkan sesuai standar. Namun, tantangan tetap ada dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan pasar dan regulasi. Masyarakat dapat memanfaatkan ini sebagai pelajaran bahwa perubahan harus didukung oleh semua pihak untuk sukses.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan