Pendulang Emas Dibunuh KKB di Yahukimo, Jumlah Korban Meningcat ke 7 Orang

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Dalam Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, jumlah pendulang emas yang menjadi korban kekerasan dari kelompok bersenjata (KKB) pimpinan Elkius Kobak telah mencapai tujuh jiwa. Data tersebut disampaikan oleh Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Faizal Ramadhani, kepada pihak media melalui detikSulsel pada hari Kamis (2/10/2025).

Menurut Faizal, tim yang bekerja bersama telah berhasil mengumpulkan jenazah tiga pendulang emas di Kali Kulum, Distrik Seradala, pada hari Rabu (1/10). Ketiga korban yang teridentifikasi adalah Roberto Agama dengan panggilan Obet (27), Yunus Agama (29), dan Marselino Lumare (32).

Kemudian, pada hari Kamis (2/10), tim tersebut juga berhasil mengangkut jenazah dua korban tambahan dari lokasi Camp Ekskavator Kali I, Distrik Seradala. Dua korban tersebut bernama Andika dan Fikram. Semua jenazah tersebut dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dekai pada pukul 02.30 WIT untuk penanganan medis lebih lanjut.

Selain jenazah, tim juga berhasil menyelamatkan seorang korban bernama Yohanes Bouk dengan julukan Nando (22). Yohanes berhasil selamat dari serangan KKB dengan menyembunyikan diri di dalam lubang tambang.

Awalnya, KKB telah membunuh dua pendulang emas di Jalan Poros Kampung Bingki, Distrik Seradala, pada hari Minggu (20/9) sekitar pukul 19.00 WIT. Serangan berikutnya terjadi pada hari Senin (21/9), di mana KKB menewaskan tiga orang lagi di Camp Kali Kulum.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa Konflik di Papua sering kali melibatkan sumber daya alam, termasuk tambang emas ilegal. Hal ini menyebabkan kenaikan jumlah kasus kekerasan di daerah tersebut. Analisis unik dan penyederhanaan topik: Konflik di Papua tidak hanya about etnis atau politik, tetapi juga ekonomi. Keberadaan sumber daya alam yang melimpah tanpa pengelolaan yang baik bisa memicu persaingan dan kekerasan.

Kasus ini mengingatkan kita pada pentingnya keamanan dan kelestarian dalam eksplorasi sumber daya alam. Pembangunan infrastruktur keamanan dan pengawasan yang ketat diperlukan untuk melindungi warga dan mencegah insiden serupa di masa depan.

Dalam menghadapi tantangan ini, kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan pihak berwenang sangatlah krusial. Konsistensi dalam penegakan hukum dan pendekatan damai harus menjadi prioritas untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi semua warga.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan