Menu Sehat untuk Pertumbuhan Anak Menurut Dokter

Anak yang memilih makan dengan ketat bukan hanya masalah kecil. Karena kondisi ini bisa menyebabkan berat badan mereka menurun karena kurangnya asupan nutrisi yang memadai. Jika tidak segera ditangani, hal ini dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan anak secara keseluruhan.

Tidak harus menunjukkan penurunan berat badan yang drastis untuk menjadi masalah. Bila perkembangan berat atau tinggi tubuh anak tidak sesuai dengan kurva pertumbuhan yang seharusnya, itu sudah menjadi tanda bahaya. Menurut The National Institute for Health and Care Excellence, kondisi yang disebut ‘faltering growth’ perlu diperhatikan jika terjadi keterlambatan dalam peningkatan berat atau tinggi badan.

Pilih-pilih makan bisa berdampak serius jika tidak ditangani dengan tepat. Anak yang tidak menerima nutrisi yang cukup akan lebih mudah mengalami kekurangan gizi, penurunan berat badan, dan masalah pertumbuhan, khususnya pada usia prasekolah.

Menurut Prof Dr dr Damayanti Rusli Sjarif, SpA(K), ahli gizi dan metabolisme anak, protein hewani harus menjadi bagian utama dalam makanan sehari-hari anak. Hal ini karena asam amino esensial dalam protein hewani tidak dapat diproduksi tubuh sendiri.

Dibandingkan dengan protein nabati, protein hewani lebih mudah diserap tubuh dan kaya akan mikronutrien penting, seperti zat besi, vitamin D, omega-3, dan zinc. Semua nutrieni ini penting untuk fungsi otak, sistem imun, serta pertumbuhan sel dan organ tubuh. Anak yang kekurangan asupan protein hewani berisiko mengalami hambatan pertumbuhan, bahkan stunting, yang bisa mempengaruhi perkembangan kognitif dan fisik mereka.

Selain daging sapi atau ayam, protein hewani juga bisa diperoleh dari susu, produk susu, telur, dan ikan, terutama ikan laut yang kaya omega-3. Prof Damayanti juga menyarankan hati ayam sebagai sumber zat besi dan vitamin A yang sangat baik bagi anak.

Kekurangan protein hewani dapat mengakibatkan anak lebih rentan terhadap pertumbuhan terhambat. Hal ini tidak hanya meningkatkan risiko stunting, tetapi juga bisa mempengaruhi perkembangan otak, kecerdasan, dan daya tahan tubuh. Asupan protein hewani yang tidak memadai dapat menggangu pertumbuhan sel dan organ tubuh, yang akhirnya mempengaruhi perkembangan kognitif dan fisik anak.

Dengan memastikan asupan protein hewani dan mikronutrien yang cukup, anak dapat tumbuh sehat, cerdas, dan mencapai potensi maksimalnya. Waktu emas pertumbuhan anak hanya terjadi sekali dan tidak bisa diulangi. Jangan biarkan kebiasaan pilih-pilih makan menghambat perkembangannya. Setiap pilihan yang dibuat hari ini akan mempengaruhi masa depan anak nanti. Ubahlah kebiasaan pilih-pilih makan menjadi kebiasaan makan yang seimbang dan nutrisi lengkap untuk membantu anak tumbuh maksimal.

Kini, pilih-pilih makan bukan lagi masalah kecil, tapi harus menjadi gerakan untuk memastikan pertumbuhan maksimal anak karena waktu tidak bisa dikembalikan.

Studi terbaru menunjukkan bahwa anakan dengan asupan protein hewani yang optimal menunjukkan perkembangan kognitif yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang kekurangan protein. Data ini mendukung pentingnya memberikan protein hewani dalam makanan sehari-hari anak untuk memastikan pertumbuhan yang sehat dan maksimal.

Bagaimana memastikan anak mendapatkan asupan protein hewani yang cukup? Berikan variasi makanan seperti daging, ikan, telur, dan hati. Jangan lupa juga memerhatikan respons anak terhadap makanan yang diberikan. Jika anak tetap menolak makan, konsultasi dengan ahli gizi atau dokter dapat membantu menemukan solusi yang tepat.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page