Keracunan 86 Siswa di Agam Sumbar Akibat Makan Menu MBG, 24 Dirawat di Rumah Sakit

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pada hari Kamis (2/10/2025), petugas dari Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mengungkapkan bahwa 86 individu terpapar keracunan yang disangka akibat konsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG). Sebagian besar korban, yakni 24 orang, masih mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Muhammad Luthfi, Sekretaris Daerah Agam, mengungkapkan di Rumah Sakit Umum Daerah Lubuk Basung bahwa gejala keracunan yang umum dialami korban meliputi sakit perut, muntah, dan pusing. Ia menegaskan bahwa pemerintah setempat akan menangani kasus ini dengan serius dan segera.

Dari jumlah korban tersebut, sebagian telah pulang setelah kondisi kesehatan mereka membaik. Namun, beberapa pasien tetap membutuhkan perawatan rumah sakit. Selain itu, Direktur RSUD Lubuk Basung, dr. Riko Krisman, menyampaikan bahwa 27 korban telah diterima di rumah sakit tersebut. Setelah tiga orang menunjukan peningkatan kondisi dan dipulangkan, sekarang masih ada 24 korban yang masih diperiksa. Keluhan utama yang dialami korban termasuk mual, muntah, dan pusing.

Tidak ada informasi lebih lanjut tentang penyebab pasti keracunan ini, tetapi pihak berwenang pastikan untuk memberikan tindak lanjut yang tepat guna memastikan keselamatan masyarakat.

Selain itu, kasus keracunan massal seperti ini menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan makanan yang disediakan. Penting bagi masyarakat untuk selalu waspada terhadap sumber makanan yang dikonsumsi, terutama saat berhubungan dengan program sosial yang menyediakan makanan gratis. Pemerintah setempat juga sebaiknya meningkatkan pengawasan terhadap distribusi makanan tersebut untuk mencegah insiden serupa di masa depan.

Dalam rangka membangun kesadaran, program edukasi mengenai keamanan pangan perlu dijalankan secara rutin di masyarakat. Hal ini guna melindungi kesehatan masyarakat, terutama anak-anak yang sering menjadi sasaran program-program makanan gratis. Kerjasama antara pemerintah, pelaku kesehatan, dan masyarakat juga menjadi kunci utama dalam mencegah keracunan makanan yang bisa berdampak fatal.

Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan inovasi dalam pengawasan keamanan pangan harus ditingkatkan. Dengan adanya sistem pemantauan yang lebih canggih, insiden keracunan seperti ini dapat dicegah lebih efektif. Masyarakat juga diharapkan untuk selalu memperhatikan keaslian dan keamanan makanan yang dikonsumsi, baik itu dari sumber resmi maupun nonresmi.

Kasus keracunan ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Kesehatan adalah aset paling berharga yang harus dilindungi, dan setiap langkah yang kita ambil harus berfokus pada pengamanan pangan. Mari bersama-sama menjaga dan mengedukasi masyarakat agar insiden seperti ini tidak terulang lagi.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan