Kapal Sumud Global: 13 Unit Dicegat Israel, 30 Kapal Berlayar ke Gaza

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Penyelenggara Global Sumud Flotilla menyatakan bahwa beberapa kapal yang terlibat dalam misi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza tetap berlayar teguh, meskipun dihadang oleh Angkatan Laut Israel. Misi ini melibatkan sekitar 45 kapal yang membawa politisi dan aktivis dari berbagai negara, termasuk Greta Thunberg, yang berangkat dari Spanyol beberapa bulan sebelumnya. Tujuan mereka adalah untuk memecahkan blokade Israel di Gaza, daerah yang saat ini dilanda krisis kelaparan yang parah.

Kejadian pencegatan terjadi pada Rabu (1/10) waktu setempat, ketika pasukan Israel menghentikan beberapa kapal setelah memberi peringatan agar tidak memasuki perairan yang diklaim sebagai wilayah blokade mereka. Salah satu kapal yang dicegah adalah kapal yang membawa Thunberg. Saat pencegatan terjadi, kapal-kapal tersebut berada kurang dari 90 mil laut atau sekitar 170 kilometer dari Jalur Gaza.

Pada Kamis (2/10/2025), Global Sumud Flotilla mengumumkan bahwa sebagian besar kapal masih melanjutkan perjalanan ke Jalur Gaza, meskipun menghadapi gangguan. Dalam pernyataan melalui media sosial X, mereka menginformasikan bahwa 30 kapal tetap berlayar dengan tekad kuat, hanya 46 mil laut atau 85 kilometer lagi dari pantai Gaza. Saif Abukeshek, juru bicara Global Sumud Flotilla, mengungkapkan bahwa Israel telah menghentikan 13 kapal, yang membawa sekitar 300 orang, kebanyakan dari Spanyol dan Italia.

Dalam video yang diunggah di Instagram, Abukeshek menegaskan bahwa misi mereka tidak dihentikan. Dia menjelaskan bahwa kru kapal tetap bertekad, termotivasi, dan terus berusaha untuk memecahkan blokade. Global Sumud Flotilla mengkritik tindakan Israel sebagai ilegal dan mengungkapkan bahwa salah satu kapal, Alma, dikelilingi secara agresif oleh kapal perang Israel. Kapal Sirius juga menjadi target gangguan serupa.

Turki mengutuki Israel dengan menuduhnya melakukan “aksi terorisme” yang membahayakan warga sipil. Sementara itu, Presiden Kolombia, Gustavo Petro, mengusir semua diplomat Israel yang tersisa di negara itu sebagai respons terhadap pencegatan kapal. Israel, melalui Kementerian Luar Negeri, mengklaim tindakan mereka dilakukan secara aman dan bahwa para penumpang kapal yang dicegah dipindahkan ke pelabuhan Israel.

Data riset terbaru: Menurut laporan PBB pada 2025, Jalur Gaza masih mengalami krisis kelaparan yang parah, dengan lebih dari 80% penduduk membutuhkan bantuan kemanusiaan. Misi bantuan seperti Global Sumud Flotilla menjadi semakin penting untuk mengatasi kondisi ini.

Analisis unik dan simplifikasi: Blokade Israel di Jalur Gaza telah berlangsung selama bertahun-tahun, menyebabkan kondisi kemanusiaan yang memprihatinkan. Misi seperti ini menunjukkan betapa pentingnya dukungan internasional dalam menyampaikan bantuan yang diperlukan. Namun, upaya ini sering dihadang oleh kepentingan politik dan keamanan, menjadikan penyelesaian krisis ini lebih sulit.

Kesimpulan: Krisis kemanusiaan di Gaza membutuhkan perhatian global yang lebih besar. Misi bantuan seperti Global Sumud Flotilla membantu merangsang kesadaran, tetapi solusi jangka panjang memerlukan kolaborasi internasional yang kuat untuk memecahkan konflik dan blokade yang berlangsung lama.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan