Israel Diduga Melanggar Hukum Laut dengan Menahan Kapal Bantuan Gaza

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Hamas mengaitkan Israel pada aksi pembajakan laut yang melibatkan armada Global Sumud Flotilla yang sedang menuju Jalur Gaza untuk mengantarkan bantuan kemanusiaan. Organisasi tersebut meminta dunia untuk mengutuk keputusan Tel Aviv yang dipandang sebagai pelanggaran hukum internasional.

Armada yang terdiri dari 45 kapal, termasuk aktivis terkenal seperti Greta Thunberg dari Swedia, berangkat dari Spanyol beberapa minggu lalu. Armada ini berusaha memecahkan blokade yang dilakukan Israel atas Jalur Gaza, kawasan yang menurut PBB sedang mengalami kondisi kelaparan parah. Militer Israel menghentikan armada tersebut pada Rabu (1/10), setelah memberikan peringatan untuk tidak memasuki wilayah yang dikatakan berada di bawah kontrol Israel. Antara kapal yang dicegah ada yang membawa Thunberg.

Hamas menggelar aksi tersebut sebagai “kejahatan pembajakan dan terorisme maritim terhadap warga sipil,” seperti dilansir AFP Kamis (2/10/2025). Berdasarkan laporan Global Sumud Flotilla, beberapa kapal termasuk Alma, Sirius, dan Adara ditegakkan dan diduduki secara ilegal oleh pasukan Israel di perairan internasional. Rina Hassan, anggota Parlemen Eropa berdarah Prancis-Palestina yang ikut dalam misi ini, menyatakan bahwa ratusan orang telah ditangkap secara ilegal dan ditahan tanpa proses hukum yang semestinya.

Sementara itu, Hamas menuduh bahwa aksi pencegatan ini merupakan aksi agresi yang berbahaya, dan memperparah catatan kejahatan Israel. Organisasi tersebut juga meminta seluruh pembela kebebasan di dunia untuk mengecam tindakan Tel Aviv.

Turki mengutuk Israel dengan menuduhnya melakukan “aksi terorisme” yang membahayakan nyawa warga sipil tak bersalah. Presiden Kolombia, Gustavo Petro, juga mengusir semua diplomat Israel yang masih ada di negara itu sebagai tanggapan atas pencegatan armada.

Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan bahwa pasukan mereka telah menahan kapal-kapal dari misi Global Sumud Flotilla dengan aman sebelum memindahkan penumpang ke sebuah pelabuhan di Israel. Namun, Global Sumud Flotilla menyatakan bahwa 30 kapal masih terus berlayar menuju Gaza, dengan hanya berada sekitar 46 mil laut atau 85 kilometer dari pesisir wilayah tersebut.

Juru bicara Global Sumud Flotilla, Saif Abukeshek, menjelaskan bahwa sekitar 13 kapal telah dicegah, yang membawa sekitar 200 orang, kebanyakan dari Spanyol dan Italia. Dalam video yang diunggah melalui Instagram, Abukeshek menyatakan bahwa misi mereka tetap berlanjut.

Pertikaian ini menambahkan ketegangan di wilayah yang sudah lama menjadi sorean konflik. Konflik antara Hamas dan Israel telah melibatkan berbagai pihak internasional, baik dalam bentuk bantuan kemanusiaan maupun dukungan diplomatik. Ketegangan ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai kepentingan kemanusiaan dan hak-hak warga sipil di tengah blokade yang berlangsung.

Kesimpulan. Konflik di Jalur Gaza telah menyulitkan upaya pengiriman bantuan kemanusiaan. Hal ini menimbulkan perhatian atas kondisi kelaparan yang semakin parah di kawasan tersebut. Seruan untuk kedaulatan dan kebebasan terus menjadi poin utama dalam diskusi internasional. Di tengah situasi yang rumit ini, penting bagi dunia untuk terus memantau perkembangan dan menemukan solusi damai yang akan mengakhiri penderitaan warga sipil.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan