BI Intervensi Pasar, Nilai Rupiah Diprediksi Meningkat

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Rupiah dalam beberapa hari terakhir mengalami penurunan nilai terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada perdagangan pagi hari, mata uang AS mencapai angka Rp 16.678, naik 13.00 poin atau sekitar 0,08%.

Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa lembaga ini akan terus berusaha untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di pasar. BI percaya bahwa dengan berbagai upaya, rupiah akan mengalami peningkatan nilainya. “Kami akan terus melancarkan intervensi, baik di pasar dalam negeri maupun di pasar luar negeri, untuk memastikan bahwa gerakan nilai rupiah tetap dapat dikendalikan. Kita yakin bahwa seiring berjalannya waktu, rupiah akan semakin kuat secara bertahap,” ucap Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, ketika ditemui di Gedung DPR RI, Rabu (1/10/2025).

Ketika ditanya apakah penurunan nilai rupiah disebabkan oleh shutdown pemerintah AS, Denny menikmati bahwa pergerakan mata uang semua negara dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. “Menurut saya, bukan hanya rupiah, tetapi semua mata uang juga terpengaruh oleh situasi global, termasuk perkembangan ekonomi di Amerika Serikat,” jelasnya.

Meskipun rupiah mengalami fluktuasi, Bank Indonesia tetap optimis dengan intervensi yang dilakukan untuk menjaga stabilitas mata uang lokal. BI juga akan terus memantau kondisi ekonomi global yang mungkin mempengaruhi nilai tukar rupiah. Dengan demikian, rata-rata pelaku pasar diharapkan akan memiliki keyakinan yang lebih kuat terhadap rupiah, sehingga nilai tukar bisa pulih secara bertahap.

Studi kasus terkait fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menunjukkan bahwa faktor-faktor makroekonomi seperti inflasi, suku bunga, dan kondisi politik global memiliki peran penting. Misalnya, ketika suku bunga di AS naik, souventen mempengaruhi aliran modal internasional yang dapat menurunkan nilai rupiah. Namun, dengan kebijakan monetar yang tepat, BI dapat mengurangi dampak negatif tersebut.

Di sisi lain, data terbaru menunjukkan bahwa investor masih percaya pada potensi ekonomi Indonesia, meskipun ada tekanan eksternal. Hal ini terbukti dengan masa saham dan obligasi negara yang terus mencatat perfornma yang positif. Dengan demikian, meskipun ada tantangan, rupiah tetap memiliki prospek yang baik untuk pulih dan bahkan mencapai level yang lebih kuat.

Peningkatan nilai rupiah akan memberikan manfaat bagi importir, tetapi juga menantang ekspor. Oleh karena itu, pemerintah dan Bank Indonesia perlu bekerja sama untuk memastikan keseimbangan dalam perdagangan dan stabilitas ekonomi. Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat menghadapi tantangan ekonomi global dengan lebih baik.

Ketika menghadapi fluktuasi mata uang, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti informasi terbaru dari sumber yang terpercaya. Dengan pengetahuan yang tepat, setiap individu dapat membuat keputusan finansial yang lebih bijak.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan