Bareskrim Tangkap Pohon Jaringan Penyaluran Sabu dari Malaysia, Total 9 Kg Disita

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Bareskrim Polri berhasil menghentikan pengiriman sabu senilai 9 kg yang terhubung dengan jaringan narkoba Malaysia-Indonesia di Bengkalis, Riau. Satgas berhasil menangkap salah seorang pelaku, seorang kurir yang hanya dikenal dengan inisial Y.

Menurut Brigjen Eko Hadi Santoso dari Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri, operasi ini dipimpin oleh Kombes Handik Zusen, Kasubdit 4 Dittipid Narkoba. Tersangka Y ditangkap di Pelabuhan Raro Sei Pakning, Jalan Rungai Selari, Bukit Baru, Bengkalis, tepat pukul 14.26 WIB, pada Kamis (2/10/2025).

Selanjutnya, tim penyelidik berhasil menyita narkotika jenis sabu berjumlah 9 kg. Narkoba tersebut dikemas dalam kemasan teh cina berwarna hijau dengan gambar burung dan di dalamnya terdapat bungkusan berwarna emas bergambar naga merah.

Eko Hadi menjelaskan, hasil interogasi sementara menunjukkan bahwa tersangka Y menerima perintah dari seorang pria bernama Gacol, yang saat ini masih tidak teridentifikasi. Y mengambil sabu tersebut di Hotel Marina, Bengkalis. Dalam prosesnya, Y juga menerima instruksi melalui komunikasi dengan dua orang yang bernama Gawat dan Bengkalis, yang juga tidak teridentifikasi. Mereka melakukan koordinasi untuk pengiriman sabu melalui ojek.

Y telah menerima uang operasional sebesar Rp 6 juta dan dijanjikan ganjaran Rp 100 juta jika tugasnya selesai. Pelaku ini baru pertama kali terlibat dalam kegiatan narkoba berdasarkan perintah Gacol.

Menurut informasi, sabu tersebut akan diserahkan di Jalan Nangka, Pekanbaru, Riau, dan akan dijemput oleh pemilik barang yang belum diketahui identitasnya.

Suatu Studi Kasus

Dalam kasus penyalahgunaan narkoba, seperti yang terjadi di Bengkalis, Riau, penting untuk memahami jaringan peredaran narkoba yang kompleks. Sebagian besar operasi seperti ini melibatkan beberapa tingkat, mulai dari pemasok utama hingga kurir yang berperan sebagai saku. Akibatnya, upaya penegakan hukum harus lebih terkoordinasi dan terus berlanjut untuk mematahkan rantai peredaran narkoba. Hal ini juga menegaskan pentingnya kerja sama antarnegara, terutama dengan negara Malaysia, untuk memerangi masalah ini secara holistik.

Kasus ini juga mengingatkan kita tentang risiko yang dihadapi oleh pelaku narkoba, khususnya kurir yang sering menjadi sasaran penangkap sebagai target terendah dalam rantai. Pemahaman tentang faktor-faktor yang mendorong seseorang terlibat dalam kegiatan ilegal seperti ini juga menjadi kunci dalam pengembangan program pengendalian dan rehabilitasi.

Tindakan poloisi dalam menangkap tersangka dan menyita narkoba ini merupakan langkah penting dalam upaya penanganan penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Namun, perjuangan melawan narkoba tidak hanya berakhir di sini. Masyarakat juga perlu berperan aktif dalam mendukung upaya penegakan hukum dan melaporkan aktivitas yang diduga mencurigakan. Dengan demikian, upaya collektif dapat lebih efektif dalam menciptakan masyarakat yang lebih aman dan lebih bebas dari narkoba.

Perjuangan melawan narkoba membutuhkan usaha bersama yang berkelanjutan. Setiap individu memiliki peran dalam memastikan masyarakat bebas dari ancaman narkoba.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan