Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah memperkenalkan program bantuan beras yang dikembangkan dengan teknologi terfortifikasi dan biofortifikasi, yang ditujukan untuk meningkatkan pangan. Masyarakat mungkin bertanya-tanya, apa perbedaan antara beras ini dengan bantuan pangan beras yang akan disalurkan pada bulan Oktober dan November mendatang?
Menurut Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, beras fortifikasi ini dirancang untuk menyediakan nutrisi yang diperlukan oleh masyarakat, terutama untuk mencegah stunting pada anak-anak. Beras ini dikaya dengan berbagai vitamin dan mineral, termasuk vitamin B1, B3, B9, serta zat besi. “Tidak hanya untuk mencegah stunting pada anak-anak, tetapi juga agar keluarga dapat memperoleh vitamin dan mineral yang diperlukan melalui konsumsi beras yang telah diobati,” kata Arief saat bertemu di Kantor Kementerian Koordinator Pangan, Jakarta Pusat, pada Rabu, 1 Oktober 2025.
Arief menjelaskan bahwa beras fortifikasi ini berbeda dengan beras yang akan diberikan dalam program bantuan pangan pada akhir tahun ini. Beras bantuan pangan tersebut berasal dari cadangan beras pemerintah (CBP) dengan kualitas medium. Selain itu, penerima bantuan beras fortifikasi ini tidak termasuk dalam daftar 18,2 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang akan menerima beras reguler pada bulan Oktober dan November.
“Jika (bantuan pangan) beras biasa, maka hanya beras biasa saja. Tidak ada tambahan vitamin dan mineral di dalamnya,” jelasnya. Selain perbedaan kandungan nutrisi, beras fortifikasi juga memiliki harganya yang berbeda. Arief menjelaskan bahwa perbedaan harganya sekitar Rp 1.500 hingga Rp 2.000 per kilogram. “Jika beras biasa harganya sekitar Rp 14.000 hingga Rp 15.000/kg, maka beras fortifikasi ini kemungkinan sekitar Rp 17.000/kg,” terangnya.
Arief menganggap program ini sebagai langkah yang baik dan telah berbicara dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) agar di masa depan, bantuan pangan dapat berupa nasi fortifikasi. “Saya pernah membahas hal ini dengan Kementerian Kesehatan. Jika bantuan berbentuk nasi fortifikasi, pastinya akan lebih baik. Kita bisa mempertimbangkan untuk masa depan, bukan sekarang. Nantinya, jika bantuan pangan berupa nasi fortifikasi, akan lebih menguntungkan,” tungginya.
Badan Pangan Nasional telah melakukan langkah revolusioner dengan memperkenalkan beras fortifikasi sebagai solusi untuk masalah nutrisi di Indonesia. Dengan mengintegrasikan vitamin dan mineral yang esencial ke dalam beras, program ini tidak hanya membantu mencegah stunting, tetapi juga meningkatkan kesehatan masyarakat secara umum. Selanjutnya, harapkan kebijakan serupa dapat diaplikasikan lebih luas, sehingga setiap keluarga dapat menikmati manfaat dari pangan yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.