Warga Jaktim Terkejut Ditemukan Merak di Rumah Mewah Milik Bamsoet

Warga di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, menjadi ramai saat melihat burung merak yang bebas berkeliaran di sekitar rumah mewah. Burung tersebut ternyata milik Bambang Soesatyo, anggota Komisi III DPR yang lebih dikenal sebagai Bamsoet. Video burung merak yang unggul itu menjadi virally di media sosial, menarik perhatian banyak warga untuk mendekatinya dan merekam momennya.

Merak yang tampak bebas berkeliaran di luar rumah menjadi incaran para pengunjung. Beberapa warga terlihat berfoto bersama burung tersebut saat merak memekarkan bulu indah di ekornya. Tidak hanya satu ekor, ternyata di dalam rumah mewah tersebut ada sekitar enam ekor merak dengan berbagai ukuran. Beberapa burung terlihat berkeliaran di halaman, sementara yang lainnya berteduh di bawah atap.

Warga setempat terkejut melihat kehadiran burung merak di perumahan. Salah satu warga, Dodi dari Pondok Kelapa, mengungkapkan bahwa burung merak jarang dijumpai di tempat umum, biasanya hanya dilihat di kebun binatang Ragunan. Viralnya video ini di media sosial juga memperluas dikenalannya.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) telah mengecek keberadaan burung merak tersebut. Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Hasudungan Sidabalok, mengonfirmasi bahwa burung tersebut milik Bamsoet. Ia menjelaskan bahwa pemeliharaan burung merak wajib memenuhi aturan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2007, termasuk memiliki sertifikat kesehatan unggas.

Burung merak hijau termasuk satwa yang dilindungi, sementara merak berwarna biru, putih, dan blorok tidak tergolong dalam kategori tersebut. Untuk memelihara satwa dilindungi, masyarakat wajib mengajukan izin ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Pemeliharaan burung merak biru, seperti yang dimiliki Bamsoet, tidak memerlukan izin khusus karena tidak termasuk satwa terlindungi.

Bamsoet membenarkan burung merak yang dipeliharanya adalah jenis merak biru atau merak India (Pavo cristatus), yang tidak masuk dalam daftar satwa dilindungi. Ia mengklaim memiliki izin penangkaran dari BKSDA dan sertifikat kesehatan unggas yang dipantau secara berkala oleh dokter hewan. Bamsoet juga menggarisbawahi pentingnya pemeliharaan hewan dengan standar kesehatan yang baik.

Menurut data International Union for Conservation of Nature (IUCN) tahun 2024, lebih dari 42 ribu spesies di dunia terancam punah, termasuk lebih dari 900 jenis satwa di Indonesia. Bamsoet memandang pemeliharaannya sebagai upaya pelestarian satwa, bukan hanya hobi. Dia juga menekankan pentingnya memastikan kelestarian satwa agar generasi mendatang tetap bisa menyaksikannya dalam kondisi alamiah.

Kesepuluh merak hijau yang indah dengan bulu berwarna-warni pada ekornya telah menjadi daya tarik bagi banyak orang. Dalam era digital saat ini, keberadaan satwa langka di perumahan mewah justru menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap konservasi. Perkembangan teknologi dan media sosial telah berperan besar dalam mempromosikan kesadaran lingkungan, sehingga aktivitas seperti pemeliharaan satwa dapat menjadi bagian dari upaya pelestarian alam.

Burung merak yang menjadi perhatian banyak orang justru menimbulkan diskusi tentang pentingnya konservasi satwa. Dalam kondisi di mana spesies terancam punah semakin banyak, upaya pemeliharaan dan pelestarian hewan langka menjadi lebih relevan. Meskipun demikian, masyarakat tetap dianjurkan untuk melakukan pemeliharaan dengan mengikuti aturan yang berlaku agar hewan dapat hidup sehat dan dalam kondisi yang baik.

Kebiasaan mengonten merak di media sosial menunjukkan betapa fantastisnya keanekaragaman hayati di Indonesia. Tindakan seperti ini juga dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk memahami pentingnya perlindungan hewan dan lingkungan. Dengan demikian, tidak hanya sebagai objek hiburan, satwa langka justru bisa menjadi simbol perjuangan pelestarian alam yang berkelanjutan.

Baca juga Berita lainnya di News Page