Timbun Santri dan Robohnya Musala Ponpes di Sidoarjo Menarik Perhatian Prabowo

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, melakukan kunjungan ke lokasi musala yang runtuh di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur. Kunjungannya dilaksanakan atas perintah Presiden Prabowo Subianto, yang juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.

“Kehadiran kami di sini berdasarkan instruksi langsung dari Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto. Ia juga mengirimkan ucapan belasungkawa, khususnya kepada keluarga korban agar tetap kuat dan sabar,” ujar Suharyanto, seperti dikutip dari keterangan tertulis BNPB, Rabu (1/10/2025).

Suharyanto meninjau lokasi musala runtuh bersama Kepala Basarnas M Syafii, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Sekretaris Daerah Jawa Timur Adhy Karyono. Anggapannya, runtuhnya bangunan tersebut mungkin disebabkan oleh kekurangan konstruksi.

Tim penyelamatan gabungan masih berusaha untuk menyelamatkan 91 santri yang terperangkap di bawah reruntuhan. Angka tersebut diambil dari data absensi. Upaya evakuasi oleh tim SAR terganggu karena struktur bangunan yang belum memungkinkan penggunaan alat berat. Tim tersebut melaporkan bahwa enam santri masih hidup di bawah puing-puing.

Tim SAR berhasil membuka jalur evakuasi secara manual untuk mencapai korban yang masih hidup. Mereka juga memberikan suplai makanan kepada korban sambil terus melakukan upaya penyelamatan.

Suharyanto menekankan bahwa prioritas saat ini adalah menyelamatkan korban yang masih hidup. Evakuasi jenazah akan dilakukan setelah semua korban hidup berhasil diselamatkan.

“Evakuasi korban yang telah dinyatakan meninggal akan dilakukan setelah kami pastikan bahwa mereka yang masih hidup telah diselamatkan,” ujar Suharyanto.

BNPB dan Basarnas juga melakukan komunikasi dengan keluarga korban. Suharyanto menyatakan komitmen mereka untuk memfokuskan upaya penyelamatan kepada korban yang masih hidup.

“Kami meminta dukungan doa dari seluruh masyarakat agar harapan kita semua dapat segera terwujud,” kata dia.

Hingga Rabu (1/10) pukul 11.00 WIB, masih ada 91 orang yang diduga masih terperangkap di bawah reruntuhan. Tim SAR gabungan telah mengevakuasi sekitar 100 orang sejak peristiwa itu terjadi pada Senin (29/9). Dari total korban yang dievakuasi, tiga orang meninggal dunia dan banyak lainnya mengalami luka-luka. Para korban telah mendapatkan perawatan medis di beberapa rumah sakit.

Bencana ini mengingatkan kita tentang pentingnya kesadaran akan keselamatan bangunan. Meskipun upaya penyelamatan masih berlangsung, dukungan dari masyarakat dan doa menjadi faktor penting untuk mendukung tim penyelamat. Semoga setiap upaya yang dilakukan dapat membawa harapan dan keberhasilan dalam menyelamatkan semakin banyak korban yang terperangkap.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan