Siswa SMPN 3 Kota Banjar Dipastikan Terpapar Keracunan MBG, Menurut Wawali

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kasus keracunan karena konsumsi makanan bergizi gratis (MBG) terus meluas, kali ini melanda Kota Banjar dan Kabupaten Pangandaran setelah sebelumnya terjadi di Kabupaten Ciamis dan Garut. Dalam insiden ini, total 55 siswa dari SMPN 3 Banjar, meliputi kelas 7, 8, dan 9, harus dirawat setelah mengkonsumsi menu MBG pada Rabu, 1 Oktober 2025. Mereka segera diantar ke berbagai puskesmas dan rumah sakit, termasuk RS Banjar Patroman, RSUD Kota Banjar, dan RS Mitra Idaman, melalui sejumlah mobil ambulans dari berbagai instansi seperti Dinas Kesehatan, Puskesmas, Polres Banjar, BPBD, PMI, hingga ambulans swasta.

Pelajar-pelajar yang terpengaruh mengeluhkan beberapa gejala, seperti pusing, mual, muntah, dan beberapa kasus sesak napas, terutama setelah menghirup bau ayam suir yang dinilai tidak segar. Sebelumnya, mereka sempat dirawat di ruang UKS sekolah, tetapi karena gejalanya tidak memenuhi, mereka dipindahkan ke fasilitas kesehatan lebih lanjut. Direktur RS Banjar Patroman, dr Fa’idh Husnan, menjelaskan awalnya hanya tiga pasien yang datang, namun jumlahnya bertambah hingga 18. Namun, sebagian besar siswa sudah menunjukkan peningkatan kondisi dan dapat pulang, meskipun beberapa masih perlu pemantauan lebih lanjut di rumah sakit.

Menurut Wakasek Kesiswaan SMPN 3 Banjar, Diandini, laun siswa merasa sakit setelah memakan menu MBG yang terdiri dari nasi putih, ayam suir, tempe, anggur hijau, selada, dan timun. Beberapa siswa mengeluhkan bau ayam suir, tetapi tidak semua menunjukkan gejala keracunan. Sekolah berharap insiden ini dapat dicegah dan menjadi pelajaran bagi penyedia MBG agar tidak terulang lagi.

Wakil Wali Kota Banjar, H Supriana, bersama timnya langsung menghadiri tempat kejadian dan meninjau kondisi di rumah sakit dan sekolah. Ia menyebut insiden ini mengejutkan meskipun telah dilakukan upaya pencegahan dan berharap menjadi pelajaran bagi semua pihak, terutama penyedia makanan.

Penyedia makanan bergizi gratis di berbagai daerah perlu memperhatikan kebersihan dan kualitas bahan makanan yang disajikan untuk mencegah keracunan masa depan. Implementasi standar hygienis dan pemantauan yang ketat adalah langkah penting untuk menjamin keamanan makanan bagi siswa yang bergantung pada program ini. Kerjasama antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat juga diperlukan untuk memastikan kebersihan dan keamanan di dapur-dapur MBG.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan