Rimba Raya: Proyek Konservasi Hutan Pertama Dunia yang Memenuhi 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Rimba Raya Conservation, yang didirikan pada 2008, menjadi salah satu pilar utama dalam upaya pengurangan dampak perubahan iklim. Program ini menitikberatkan diri pada revitalisasi ekosistem untuk membangun masyarakat yang mandiri, menjaga kesehatan hutan, serta melestarikan iklim. Fokus utama Rimba Raya adalah menjaga fungsi hutan secara berkelanjutan sebagai salah satu cara mengurangi dampak perubahan iklim, serta menciptakan keseimbangan dalam ekosistem. Misi yang dikembangkan oleh program ini meliputi perlindungan hutan, pemulihan fungsi pohon dan gambut sebagai penyerap karbon, serta upaya menjaga kelestarian ekosistem bagi masyarakat sekitar.

Lokasi restorasi Rimba Raya berada di area seluas 36.953,77 hektare di Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Daerah ini langsung berbatasan dengan Taman Nasional Tanjung Puting dan menjadi habitat bagi lebih dari 600 jenis flora dan fauna, termasuk 100 spesies satwa yang terancam punah menurut daftar IUCN. Keanekaragaman hayati di wilayah ini menjadi salah satu daya tarik utama untuk konservasi.

Selain menjaga ekosistem, Rimba Raya juga mengedepankan peran sosial. Lebih dari seribu warga dari delapan desa telah mendapatkan akses air bersih dengan produksi hingga 2.000 liter per hari. Selain itu, klinik terapung KM Bajenta melayani sekitar 2.800 pasien setiap tahunnya dengan sistem barter yang menggunakan bibit pohon atau sampah. Program ini juga mendukung pengelolaan sampah komunitas melalui Bank Sampah Surya Harapan, yang telah mengumpulkan 46 ton sampah dari tahun 2014 hingga 2022.

Rimba Raya menjadi proyek REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation) pertama di dunia yang divalidasi untuk 17 tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Kegiatan konservasi yang dilakukan tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, menunjukkan bahwa perjuangan untuk melestarikan alam dapat dijalankan bersama dengan pembangunan masyarakat.

Data terbaru menunjukkan bahwa proyek-proyek konservasi seperti Rimba Raya semakin penting dalam konteks perubahan iklim global. Studi menunjukkan bahwa restorasi ekosistem hutan tropis dapat menjadikan wilayah tersebut menjadi penyerap karbon yang efektif, serta mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan. Selain itu, pendekatan komunitas dalam pengelolaan sumber daya alam telah terbukti berhasil meningkatkan kesadaran lingkungan di tingkat lokal.

Studi kasus di Rimba Raya juga menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam program konservasi dapat meningkatkan kesuksesan proyek jangka panjang. Dengan membagi manfaat di antara komunitas lokal, Rimba Raya telah berhasil mengurangi deforestasi dan memperbaiki lingkungan hidup. Ini menjadi contoh yang dapat diikuti oleh daerah lain untuk mengembangkan model konservasi yang berkelanjutan.

Mengembalikan dan melestarikan hutan tidak hanya tentang menjaga keanekaragaman hayati, tetapi juga tentang menciptakan keseimbangan antara masyarakat dan alam. Rimba Raya sudah menunjukkan bahwa dengan kerjasama dan dedikasi, perjuangan untuk melestarikan bumi dapat menjadi realitas. Semua upaya konservasi ini tidak hanya untuk generasi sekarang, tetapi juga untuk masa depan yang lebih hijau dan sehat.

Baca juga Berita lainnya di News Page