Perdagangan Indonesia meraih surplus US$ 5,49 miliar pada September 2025, yang telah berlanjut selama 64 bulan sejak Mei 2020. M Habibullah, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, menuturkan bahwa pada periode Januari hingga Agustus 2025, surplus perdagangan mencapai US$ 29,14 miliar, di mana kontribusi utama berasal dari komoditas non migas senilai US$ 41,21 miliar.
“Hingga Agustus 2025, neraca perdagangan barang mencatat surplus US$ 29,14 miliar. Surplus ini didukung oleh komoditas non migas sebesar US$ 41,21 miliar, sedangkan komoditas migas masih mengalami defisit US$ 12,07 miliar,” ujar Habibullah dalam konferensi pers di kantor BPS Jakarta, Rabu (1/10/2025).
Tiga negara utama yang memberikan surplus terbesar bagi Indonesia adalah Amerika Serikat (AS) dengan nilai US$ 12,20 miliar, India senilai US$ 9,43 miliar, dan Filipina sebesar US$ 5,85 miliar. Di sisi lain, defisit terbesar terjadi dengan China (minus US$ 13,09 miliar), Singapura (minus US$ 3,55 miliar), dan Australia (minus US$ 3,9 miliar).
Menurut Habibullah, komoditas penyumbang surplus dengan AS meliputi mesin dan perlengkapan elektrik, pakaian dan aksesoris, serta alas kaki. Untuk India, kontribusi terbesar datang dari bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, serta besi dan baja. Dengan Filipina, surplus berasal dari kendaraan dan bagiannya, bahan bakar mineral, serta lemak dan minyak hewan/nabati.
Sementara itu, defisit terbesar dengan China dalam komoditas non migas mencapai US$ 14,32 miliar, terutama dari mesin dan peralatan mekanis, mesin dan perlengkapan elektrik, serta kendaraan dan bagiannya. Dengan Australia, defisit sebesar US$ 3 miliar meliputi serealia, bahan bakar mineral, bijih logam, terak dan abu. Defisit dengan Brasil sebesar US$ 1 miliar berasal dari ampas dan sisa industri makanan, gula dan kembang gula, serta kapas.
Kinerja perdagangan Indonesia menunjukkan bahwa komoditas non migas menjadi pendorong utama surplus, sementara migas masih mencatat defisit. Tingkat surplus yang konsisten selama 64 bulan menunjukkan daya saing produk lokal di pasar internasional. Sementara itu, defisit dengan beberapa negara memerlukan strategi peningkatan ekspor dalam komoditas yang masih tertinggal.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.