Keracunan MBG Melanda Kadungora Garut untuk Kedua Kali, 29 Anak Dibawa ke Puskesmas

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus menimbulkan masalah serius. Setelah kejadian keracunan di Pamarican, Kabupaten Ciamis, kasus serupa muncul lagi di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, pada Selasa, 30 September 2025. Ini adalah insiden kedua dalam waktu singkat di daerah tersebut, setelah sebelumnya terjadi pada Rabu, 24 September 2025.

Beberapa puluh siswa dari sekolah dasar dan menengah pertama di tiga sekolah berbeda harus dibawa ke Puskesmas Kadungora setelah mengonsumsi makanan dari program MBG. Sekolah-sekolah tersebut meliputi SMP 1 Kadungora, SMP PGRI, dan SD Talagasari 3. Siswa-siswa tersebut mulai tiba di Puskesmas pada siang hari dengan berbagai gejala, seperti mual dan pusing.

Wiwin, salah satu orang tua siswa, menyebutkan bahwa anaknya menderita pusing dan diarhea. Selain siswa, staf sekolah di SMPN 1 Kadungora, Lili, juga terkena keracunan. Ia merasakan lemas dan mual setelah mencicipi susu yang akan disajikan kepada siswa. Selain susu, makanan lain yang dikonsumsi adalah kacang edamame.

Kepala Puskesmas Kadungora, Noni Cahyana, mengungkapkan bahwa sekitar 30 siswa diterima untuk perawatan. Belum ada update terkait penyebab pasti keracunan ini, tetapi dugaan awal adalah akibat konsumsi susu dari menu MBG. Beberapa siswa dengan gejala ringan sudah diberi obat dan boleh pulang, sementara beberapa lainnya masih dalam perawatan karena gejala yang lebih parah.

Tidak hanya di Garut, program MBG juga menghadapi kontroversi di Tasikmalaya. Berbagai sekolah dan pejabat terlibat dalam kasus-kasus yang mengungkapkan keterlibatan yang tidak sesuai dengan aturan.

Perkembangan ini menunjukkan betapa pentingnya peningkatan pengawasan dan pemantauan terhadap program pemberian makanan bergizi bagi siswa. Konsumsi makanan yang tidak layak dapat menyebabkan konsekwensi serius bagi kesehatan. Meskipun ada upaya untuk menyediakan pangan yang bergizi, keamanan dan kualitas harus menjadi prioritas absolut.

Selain itu, kasus ini juga membutuhkan investigasi yang mendalam untuk mengetahui penyebab pasti keracunan. Pelatihan dan pengawasan terhadap para pelaksana program MBG perlu diperkuat agar insiden serupa tidak terjadi lagi. Program seperti ini seharusnya memiliki dampak positif bagi anak-anak, bukan justru merugikan mereka.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dirancang untuk membantu anak-anak mendapatkan pangan yang sehat dan bergizi. Namun, insiden keracunan yang terus berulang menunjukkan adanya masalah struktural dalam pelaksanaannya. Pembaharuan dalam pengawasan dan implementasi harus dilakukan segera agar program ini dapat berjalan dengan aman dan efektif.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan