Hasil Uji Sampel Tiga Siswa SD di Bogor yang Muntah Pasca Konsumsi MBG Dihadapi oleh Dinkes

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Tiga pelajar sekolah dasar mengalami mual dan muntah setelah menikmati menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD Megamendung, Kabupaten Bogor. Dinas Kesehatan Bogor masih menunggu hasil uji laboratorium untuk menentukan penyebab pasti.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Fusia Meidiawaty, gejala mual dan muntah dapat terjadi pada anak-anak dengan gangguan pencernaan, sehingga tidak bisa langsung disimpulkan sebagai keracunan makanan. Namun, pemeriksaan laboratorium terhadap sampel makanan perlu dilakukan untuk kepastian.

Fusia menjelaskan, tiga siswa yang sakit setelah makan MBG di SD Negeri Megamendung. Namun, pihaknya belum dapat menentukan apakah gejala tersebut disebabkan oleh keracunan makanan atau kondisi kesehatan lainnya. Sampel makanan telah dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) untuk diperiksa lebih lanjut.

Hasil uji laboratorium diharapkan akan diketahui dalam waktu dua minggu ke depan. Fusia juga mengungkapkan bahwa menu MBG yang dikonsumsi siswa berasal dari SPPG yang sama, dan total 107 orang di sekolah tersebut ikut menyantap makanan tersebut. Dari sembilan sekolah yang terlibat, sebanyak 2.012 siswa menerima MBG, tetapi hanya tiga siswa yang mengalami gejala.

Sementara itu, Kapolsek Megamendung AKP Yulita menambahkan bahwa peristiwa itu terjadi sekitar 10 menit setelah keseluruhan siswa kelas VI menyantap menu MBG selama upacara Hari Kesaktian Pancasila. Anak-anak yang sakit mulai pulih, dan siswa lain yang menikmati MBG tidak mengalami masalah. Dinas Kesehatan telah mengambil sampel makanan untuk diuji laboratorium, sedangkan proses penyelidikan masih berlangsung.

Keracunan makanan atau gangguan pencernaan? Apakah sistem pembekalan makanan perlu diperbaiki? Ini menjadi pertanyaan yang harus segera dijawab. Selama ini, program MBG bertujuan untuk memberikan nutrisi bagi siswa. Namun, insiden ini mengingatkan kita untuk lebih memperhatikan kualitas dan kebersihan makanan yang disediakan. Keamanan pangan adalah hak asasi setiap individu, terutama bagi anak-anak yang masih dalam fase pertumbuhan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan