Detak jantung normal manusia

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Denyut jantung merupakan ukuran frekuensi kaliper jantung dalam satu menit. Tubuh memiliki kemampuan untuk menyesuaikan kecepatan detak jantung sesuai aktivitas atau keadaan sekitar. Oleh karena itu, denyut jantung akan naik ketika seseorang aktif, gembira, atau merasa terganggu, sementara ketika istirahat, tenang, atau nyaman, detak jantung Juste menjadi lebih lambat. Menurut Cleveland Clinic, pemeriksaan denyut jantung bisa dilakukan kapan saja, seperti saat check-up rutin, sesudah mengalami luka, maupun sebelum operasi. Seseorang juga dapat memeriksanya sendiri untuk memastikan intensitas olahraga yang dilakukan. Denyut jantung yang terlalu cepat atau lambat bisa menjadi tanda adanya masalah jantung atau kondisi kesehatan lainnya.

Untuk orang dewasa, denyut jantung pada istirahat yang normal berada di kisaran 60-100 kali per menit. Hal ini berlaku ketika seseorang dalam keadaan duduk atau berbaring namun tetap sadar. Pada atlet, denyut jantung istirahat bisa lebih rendah, yakni sekitar 40-50 kali per menit. Sedangkan bayi dan anak-anak umumnya memiliki denyut jantung istirahat yang lebih tinggi dibanding orang dewasa. Berikut kisaran normal berdasarkan usia:

  • Bayi baru lahir (0-4 minggu): 100-205 kali per menit
  • Bayi (4 minggu-1 tahun): 100-180 kali per menit
  • Balita (1-3 tahun): 98-140 kali per menit
  • Prasekolah (3-5 tahun): 80-120 kali per menit
  • Usia sekolah (5-12 tahun): 75-118 kali per menit
  • Remaja (13-17 tahun): 60-100 kali per menit
  • Dewasa (18 tahun ke atas): 60-100 kali per menit

Angka-angka tersebut berlaku ketika seseorang sedang sadar dan tidak sedang berolahraga. Denyut jantung biasanya lebih rendah saat tidur dan lebih tinggi saat aktif. Penting untuk diingat bahwa ada rentang “normal” untuk denyut jantung sehat. Meskipun penting untuk mengetahui kisaran normal berdasarkan usia, yang lebih penting adalah mengenali pola pribadi. Misalnya, jika biasanya denyut jantung istirahat berada di angka 60-an, lalu tiba-tiba sering naik hingga 90, hal ini bisa menandakan perubahan yang perlu diperhatikan.

Kondisi denyut jantung yang tidak normal umum terjadi ketika istirahatnya di bawah 60 atau di atas 100 kali per menit. Namun, hal ini tetap bergantung pada kondisi individu dan situasi. Denyut jantung rendah pada kisaran 40-50 kali per menit sering ditemukan pada atlet, sehingga bukan hal yang berbahaya. Kondisi ini juga umum terjadi pada orang yang mengonsumsi obat tertentu, seperti beta-blocker atau calcium channel blocker yang diresepkan dokter.

Sedangkan denyut jantung istirahat di atas 100 kali per menit biasanya dianggap tidak normal. Namun, hal ini bisa sementara, misalnya ketika seseorang sedang stres atau cemas. Dalam kasus seperti itu, sebaiknya denyut jantung diperiksa kembali setelah beberapa waktu untuk melihat apakah kembali normal. Jika denyut jantung terlalu rendah atau tinggi secara konsisten, tenaga medis perlu menemukan penyebab dasarnya.

Beberapa faktor dapat memengaruhi denyut jantung istirahat, seperti:

  1. Kondisi medis kronis: Penyakit tertentu, misalnya tiroid berlebih (hipertiroidisme), dapat menimbulkan denyut jantung lebih dari 100 kali per menit.
  2. Emosi dan kesehatan mental: Ketika stres atau cemas, denyut jantung cenderung lebih tinggi. Sebaliknya, ketika tenang, denyut jantung bisa turun.
  3. Kebugaran fisik: Atlet biasanya memiliki denyut jantung istirahat lebih rendah, bahkan bisa mencapai 40-an kali per menit. Orang yang jarang berolahraga cenderung memiliki denyut jantung lebih tinggi dalam rentang normal.
  4. Obat-obatan: Beberapa jenis obat dapat menurunkan atau menaikkan denyut jantung. Efek ini tergantung pada obat yang dikonsumsi dan perlu dikonsultasikan dengan dokter.
  5. Kehamilan: Saat hamil, denyut jantung istirahat cenderung lebih tinggi. Denyut jantung juga naik lebih cepat ketika berolahraga dibandingkan sebelum hamil.
  6. Kualitas tidur: Tidur yang buruk bisa meningkatkan denyut jantung, sementara istirahat yang cukup membantu menjaganya tetap rendah.
  7. Zat tertentu: Alkohol, kafein, dan rokok dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung.
  8. Berat badan: Indeks massa tubuh (IMT) di atas 25, yang menunjukkan kelebihan berat badan atau obesitas, dapat berhubungan dengan denyut jantung istirahat yang lebih tinggi.

Kadang, penyebab denyut jantung yang terlalu rendah atau tinggi berasal dari jantung itself. Kondisi ini disebut aritmia, yaitu gangguan irama jantung akibat aktivitas listrik yang tidak normal. Aritmia dapat membuat jantung berdetak terlalu cepat, lambat, atau tidak teratur. Beberapa jenis aritmia memerlukan pengobatan untuk mencegah komplikasi serius.

Target denyut jantung saat berolahraga adalah kisaran ideal denyut jantung selama aktivitas fisik. Kisaran ini cukup tinggi untuk memberikan manfaat bagi kesehatan jantung, tetapi tidak sampai berbahaya. Umumnya, target denyut jantung saat berolahraga adalah 60 hingga 85 persen dari denyut jantung maksimal. Denyut jantung maksimal adalah kecepatan detak tercepat yang bisa dicapai jantung saat aktivitas fisik berat. Cara sederhana untuk memperkirakan angka ini adalah dengan rumus: 220 dikurangi usia. Misalnya, pada usia 50 tahun, denyut jantung maksimal diperkirakan 220 – 50 = 170 kali per menit.

Namun, usia bukan satu-satunya faktor. Banyak hal lain dapat memengaruhi seberapa cepat jantung berdetak. Tenaga medis dapat melakukan tes latihan fisik (exercise stress test) untuk menghitung denyut jantung maksimal yang lebih akurat.

Memahami denyut jantung dan memantau kondisi tubuh dengan rutin sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung. Dengan mengenal pola denyut jantungmu, kamu bisa lebih sadar tentang kondisi fisik dan mentalmu, serta mengambil tindakan cepat jika terjadi perubahan yang tidak biasa. Jaga pola hidup sehat, konsumsi makanan bergizi, dan rutin berolahraga untuk menjaga kesehatan jantungmu optimal.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan