Pistol Rakitan Milik Tersangka Begal Polisi Disita Polresta Bogor

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Polisi Kota Bogor telah mengamankan satu senjata rakitan berupa revolver yang dimiliki oleh dua tersangka begal. Pelaku mengaku senjata tersebut berasal dari keluarga. Menurut Kasat Reskrim Polresta Bogor, AKP Aji Riznaldi, dalam keterangan mereka, senjata tersebut diperoleh dari orang tua. Aji juga menambahkan bahwa pelaku, salah satunya bernama Wilian Adidya, bukan baru kali pertama melakukannya.

Dalam penyidikan lebih lanjut, pihak kepolisian masih memeriksa latar belakang kepemilikan senjata tersebut dan apakah pelaku pernah menggunakan senjata itu untuk mencederai korban. “Kita masih menelaah keterkaitan senjata rakitan ini dengan pelaku, termasuk apakah pernah ada korban yang terluka akibat penggunaan senjata ini,” ujar Aji.

Selain senjata, polisi juga menyita peluru kaliber 38 mm, borgol, serta barang-barang korban yang telah dirampas oleh pelaku. Barang-barang tersebut antara lain dua buah handphone, satu unit motor, dua helm, dua pasang sepatu, satu tas ransel, dan satu tas pinggang. Selain itu, polisi juga mendapati satu unit motor yang digunakan pelaku saat beraksi.

Kedua pelaku yang ditangkap adalah Ade Kusnandar (37) dan Wilian Adidya (37), sedangkan korban adalah dua remaja berusia 17 tahun yang hendak berkemah di Gunung Gede, Cianjur. Pelaku menodong senjata pada korban dengan alasan mengaku sebagai petugas polisi, lalu melakukan pencarian badan dan barang korban.

Kasus ini terjadi pada Sabtu (20/9) dini hari di Jalan Pancasan, Kota Bogor. Pelaku mendekati korban dan mendakwa mereka memegang narkoba sebelum kemudian merampas motor dan barang-barang korban. “Kedua korban dihampiri oleh dua orang yang mengaku sebagai polisi. Pelaku ini menodongkan senjata, memborgol korban, dan membawa peralatan mereka,” jelas Aji.

Data riset terbaru: Dalam kasus-kasus begal sehingga sekarang, polisi menegaskan peningkatan keamanan di area wisata dan lokasi strategis. Studi kasus menunjukkan bahwa keberadaan komplotan begal serupa sering terjadi di jalan-jalan yang kurang ramai, terutama waktu malam hari. Pelaku sering menggunakan identitas palsu sebagai polisi atau pejabat untuk mengelabui korban. Infografis yang relevan dapat menampilkan pola operasi begal dan bagaimana korban bisa menghindari tindakan tersebut melalui pengamatan sekitar dan tidak berperilaku terlalu percaya dengan orang asing yang mengaku sebagai otoritas.

Kasus ini mengingatkan kita untuk tetap waspada dalam berinteraksi dengan orang asing, terutama di daerah yang kurang ramai. Selalu jaga kepemilikan barang dan identitas pribadi, serta segera melaporkan ke kepolisian jika terjadi kejadian mencurigakan. Keamanan bersama adalah tanggung jawab bersama.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan