Pengendara di Kota Banjar Berhadapan dengan Bahaya Pohon-Pohon yang Menjadi Ancaman

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pada Senin sore, 29 September 2025, Kota Banjar dilanda hujan lebat dan angin kencang yang menyebabkan sebuah pohon akasia roboh di Dusun Parung RT 12, Desa Balokang, Kecamatan Banjar. Insiden ini terjadi sekitar jam 16.30 WIB dan menimpa dua orang yang sedang menaiki sepeda motor.

Asep Setiadi, yang saat ini menjabat sebagai Pelaksana Tugas Kepala BPBD Kota Banjar, mengungkapkan bahwa laporan kejadian tersebut diterima dari warga tidak lama setelah kejadian. Tim BPBD segera bertindak untuk melakukan evakuasi pohon yang telah tumbang.

Dari penyelidikan, diketahui bahwa pohon tersebut menimpakan dua individu: Muhamad Malik (20) dan Adila Lintang (11), yang merupakan warga Desa Balokang. Malik mengalami luka pada punggunya, sementara Adila mengalami cedera ringan. Keduanya segera dibawa ke Klinik Vita Medika untuk mendapatkan perawatan medis.

Asep Setiadi menyampaikan bahwa korban beruntung hanya mengalami luka ringan meskipun kejadian ini sempat menimbulkan panik di kalangan warga sekitar. Selain evakuasi korban, tim BPBD dan warga setempat juga bekerja sama untuk membersihkan pohon tumbang agar akses jalan dapat kembali berfungsi.

Dalam pernyataan tersebut, Asep Setiadi mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana, terutama saat musim hujan yang sering disertai angin kencang. Dia menekankan bahwa insiden serupa dapat terjadi kapan saja, sehingga perhatian dan persiapan harus dioptimalkan.

Salah satu studi kasus terkait dengan bencana pohon tumbang menunjukkan bahwa di kota-kota dengan musim hujan yang ekstrem, risiko robohnya pohon menjadi lebih tinggi. Pemerintah setempat perlu meningkatkan pemantauan dan pemeliharaan pohon-pohon di area yang rentan, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko potensial ini. Infografik yang menampilkan statistik pohon tumbang di berbagai wilayah dapat membantu visualisasi masalah ini agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat.

Dalam kasus seperti ini, penting untuk meningkatkan koordinasi antara pemerintah, badan penanggulangan bencana, dan masyarakat. Kejadian seperti ini menegaskan bahwa siap-siapness dan aksi cepat dapat mengurangi dampak negatif. Jangan mengurangi peran peran serta warga dalam upaya pengamanan daerah yang rentan terhadap bencana.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan