Harga emas sudah meroket ke level tertinggi sepanjang sejarah, didorong oleh ketidakpastian ekonomi global yang dipicu oleh berbagai faktor. Konflik geopolitik, perang dagang, dan kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat menjadi sebagian penyebab utama kenaikan nilai logam mulia ini. Saat ini, nilai emas Antam, yang digunakan sebagai acuan di Indonesia, sudah mencapai Rp 2.198.000 per gram. Namun, apakah tren ini akan terus berlanjut atau sebaliknya akan mengalami koreksi?
Seorang pengamat ekonomi, Ibrahim Assuaibi, memperkirakan harga emas akan tetap naik. Hal ini terutama dipengaruhi oleh pergerakan harga emas global yang diperkirakan akan terus menguat. Dua faktor utama yang mendorong tren ini adalah kondisi ekonomi Amerika Serikat, yang sering menjadi sentral dalam perdagangan global, serta gejolak geopolitik yang berkepanjangan.
Dari segi ekonomi, AS saat ini menghadapi perang dagang, rencana penurunan suku bunga oleh Federal Reserve, dan melemahnya pasar tenaga kerja. Sementara dari sisi geopolitik, konflik antara Israel-Palestina dan perang Rusia-Ukraina yang didukung NATO menjadi faktor utama. Ketegangan ini telah mendorong harga emas mencapai hampir US$ 3.800 per troy ons, dengan prediksi aangekatnya bisa mencapai US$ 3.850 per troy ons sebelum akhir 2025. Hal ini akan mempengaruhi harga emas di Indonesia, yang diperkirakan akan melewati Rp 2.300.000 per gram.
Di tingkat domestik, harga emas juga mengalami kenaikan karena pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Dengan rupiah yang melemah hingga hampir Rp 16.800 per dolar, kombinasi ini memicu kenaikan harga emas yang signifikan. Ibrahim menjelaskan bahwa pelemahan rupiah dan kenaikan harga emas global menjadi dua faktor utama yang mendorong tren naik ini.
Ekonom senior INDEF, Tauhid Ahmad, juga sepakat bahwa harga emas global akan terus naik hingga akhir tahun ini, memengaruhi harga emas domestik seperti Antam. Beberapa lembaga sudah memperkirakan harga emas global bisa melewati US$ 3.800 per troy ons, sehingga harga emas di Indonesia bisa melebihi Rp 2.200.000-2.300.000 per gram. Namun, ia memprediksi bahwa harga emas tidak akan mencapai Rp 2.400.000 per gram karena Bank Indonesia kemungkinan akan melakukan intervensi untuk mengendalkan pelemahan nilai tukar rupiah. Hal ini akan membantu mengendalikenaikan harga emas di pasar domestik.
Sementara itu, Tren kenaikan harga emas ini tidak hanya dipengaruhi oleh faktor global tetapi juga oleh kondisi domestik yang tidak stabil. Dengan prediksi harga emas yang terus melambung, investasi dalam logam mulia ini mungkin menjadi pilihan yang menarik bagi banyak orang. Namun, penting untuk selalu memantau perkembangan ekonomi dan geopolitik agar dapat mengambil keputusan investasi yang bijak. Jadi, apakah Anda siap mengejar kesempatan ini atau tetap berhati-hati dengan fluktuasi pasar?
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.