Banjir Deras Melanda 1 Rumah Tinggal di Jakarta Selatan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Sebuah wilayah rukun tetangga (RT) di kawasan Jakarta Selatan mengalami banjir malam ini sebagai akibat dari hujan lebat yang turun. Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, tingginya genangan air mencapai 45 sentimeter.

Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta, Mohammad Yohan, menjelaskan bahwa banjir tersebut telah melanda satu RT dalam wilayah Kelurahan Bangka. “BPBD telah melaporkan adanya satu RT yang terendam,” ujarnya, Senin (30/9/2025). Banjir tersebut terjadi pada pukul 21.00 WIB, dengan ketinggian air mencapai 45 cm akibat curah hujan yang tinggi.

Untuk menangani situasi ini, BPBD DKI Jakarta segera mengerahkan tim untuk memantau kondisi genangan di berbagai wilayah. Koordinasi juga dilakukan dengan Dinas Sumber Daya Air, Dinas Bina Marga, dan Dinas Gulkarmat untuk mengoptimalkan penyedotan air dan memastikan aliran air berlangsung lancar. Upaya ini dilaksanakan bersama dengan lurah dan camat setempat, dengan harapan genangan dapat surut dengan cepat.

BPBD DKI Jakarta juga mengingatkan masyarakat untuk tetap vigilan terhadap potensi banjir. Dalam keadaan darurat, masyarakat dihimbau untuk segera menghubungi nomor darurat 112 yang tersedia 24 jam non-stop. Layanan ini gratis dan dapat diakses kapan saja.

Berikut adalah rincian titik banjir per pukul 21.00 WIB, Senin (30/9):

  • Kelurahan Bangka

    • Ketinggian genangan: 45 cm
    • Penyebab: Curah hujan yang tinggi

Banjir merupakan fenomena alam yang sering terjadi di kota besar seperti Jakarta. Hujan lebat dapat menimbulkan genangan akibat sistem drainase yang tidak mampu menampung volume air yang besar. Masyarakat dihimbau untuk selalu mempersiapkan diri dengan menyimpan barang-barang penting di tempat yang lebih tinggi dan menghindari lokasi terendam untuk keselamatan diri.

Kondisi geografis Jakarta, yang sebagian besar wilayahnya berada di bawah permukaan laut, membuat kota ini rentan terhadap banjir. Pemerintah setempat telah berupaya untuk meningkatkan infrastruktur penanggulangan banjir, seperti pembangunan Waduk Pluit dan pembangunan kanal baru. Namun, upaya ini masih memerlukan waktu dan dukungan dari seluruh pihak.

Selain itu, perubahan iklim yang semakin ekstrim juga mempengaruhi frekuensi dan intensitas hujan di wilayah Jakarta. Data menunjukkan bahwa curah hujan di kota ini mengalami peningkatan secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama untuk mengurangi dampak banjir melalui pengelolaan air yang lebih baik dan pengembangan sistem drainase yang lebih efisien.

Banjir tidak hanya menimbulkan kerugian material, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Genangan air yang lama dapat menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk dan penyakit infeksi. Oleh karena itu, penting untuk memastikan air genangan disedot dengan cepat dan lingkungan dibersihkan setelah banjir surut.

Jakarta saat ini sedang berusaha untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan saluran air dan pembuangan sampah yang benar. Kampanye-kampanye seperti “Jakarta Tanpa Banjir” telah dilaksanakan untuk mendorong masyarakat berpartisipasi aktif dalam penanggulangan banjir.

Pada akhirnya, penanganan banjir memerlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Dengan adanya upaya bersama, kota Jakarta dapat menjadi lebih siap menghadapi banjir dan mengurangi dampaknya pada kehidupan masyarakat.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan