Wamenaker Jelaskan Peran Sensus Ekonomi dalam Pembinaan Ketenagakerjaan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Noor menegaskan bahwa dalam membangun strategi ketenagakerjaan, statistik pula menjadi salah satu elemen kunci. Hal ini karena data statistik memberikan wawasan yang lengkap tentang struktur dan dinamika tenaga kerja secara menyeluruh.

“Peranan sensus ekonomi dalam pengembangan ketenagakerjaan tidak dapat diabaikan. Melalui kegiatan ini, kita bisa mendapatkan gambaran holistik tentang kondisi ekonomi dan sektor tenaga kerja,” kata Afriansyah dalam pernyataan tertulisnya pada Minggu, 28 September 2025.

Pernyataan tersebut diucapkan saat perayaan ‘Hari Statistik Nasional 2025 dan Sosialisasi Sensus Ekonomi 2026’ yang berlangsung di Jakarta, Jumat (26/9).

Dalam era digitalisasi, Afriansyah menambahkan bahwa statistik perlu lebih dinamis, inklusif, dan cepat tanggap. “Dengan integrasi data yang optimal, kita tidak hanya menyajikan angka, melainkan juga wawasan yang dapat memberikan dampak positif,” tambahnya.

Sensus ekonomi tidak hanya merekam aktivitas produksi dan distribusi, melainkan juga memetakan kebutuhan tenaga kerja di berbagai bidang. Data ini menjadi landasan penting dalam merumuskan kebijakan strategis di bidang ketenagakerjaan. “Hal seperti pembinaan keterampilan, pengembangan kewirausahaan, hingga peningkatan peluang pekerjaan yang sesuai dengan perkembangan ekonomi nasional dan global,” jelasnya.

Dalam rangka merayakan Hari Statistik Nasional 2025, Afriansyah mengimbau semua pihak, baik pemerintah, akademisi, pelaku usaha, maupun masyarakat, untuk berpartisipasi aktif dalam memanfaatkan statistik sebagai alat pembangunan. “Setiap upaya pengolahan data, analisis, dan penyebaran informasi harus menghasilkan manfaat nyata bagi perkembangan negara,” katanya.

Data ketenagakerjaan yang akurat juga diharapkan dapat mendukung terciptanya tenaga kerja yang berdaya saing, produktif, dan kompeten, serta sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.

Statistik tenaga kerja saat ini menunjukkan tren menarik. Data tahun 2024 mengungkapkan peningkatan hingga 15% dalam sektor teknologi hijau, sementara keterampilan digital menjadi prioritas utama bagi pekerja muda. Studi terbaru juga menyoroti pentingnya pendampingan dalam transisi pekerja ke bidang baru.

Dengan mengintegrasikan data real-time, pemerintah dapat merespons dengan lebih cepat terhadap perubahan pasar kerja. Ini termasuk program retraining dan pemasaran kemampuan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri. Misalnya, daerah dengan industri manufaktur berkembang pesat telah melihat peningkatan keterlibatan masyarakat dalam program pengembangan keterampilan teknis.

Ketepatan data tidak hanya berguna untuk pembangunan saat ini, tetapi juga menjadi fondasi untuk menuju visi masa depan. Dengan memanfaatkan statistik dengan bijak, kita bisa membentuk tenaga kerja yang siap menghadapi tantangan global dan berkontribusi pada masa depan yang lebih cerah.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan