Warga di Kampung Pagerageung, Desa Pagerageung, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, menolak pembangunan Dapur Makanan Bergizi Gratis (MBG) di kawasan tersebut. Penduduk merasa pengelola tidak meminta persetujuan mereka sebelumnya dan fasilitas ini belum beroperasi hingga saat ini.
Amul Gufron, salah satu warga yang berdekatan dengan lokasi dapur, mengkritik bahwa letak tersebut kurang tepat karena dapat mengganggu waktu istirahat, terutama karena operasional dapur sering berlangsung pada malam hari. Ia menyatakan bahwa warga membutuhkan ketenangan pada waktu tersebut.
Amul juga mengungkapkan belum pernah menerima sosialisasi mengenai rencana operasional dapur MBG. Menurutnya, keberadaan fasilitas ini di tengah permukiman warga yang memerlukan kebersihan dan ketenangan bukanlah pilihan yang tepat.
Selain itu, ia juga khawatir tentang dampak lingkungan, seperti pengelolaan limbah masak yang tidak sempurna yang bisa menimbulkan bau tak sedap dan gangguan bagi warga sekitar. Amul pernah mengirim surat keberatan ke Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) pada 22 Juli 2025, tetapi tidak mendapatkan tanggapan. Kemudian, pada 15 September 2025, ia mengirim surat keberatan yang kedua.
Selain kepada Forkopimcam, Amul juga melaporkan ke Badan Gizi Nasional, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI), dan melalui sistem pengaduan publik nasional Lapor. Ia menyatakan duka karena tidak adanya sosialisasi atau konsultasi dengan warga yang langsung terdampak.
Kegiatan di dapur MBG dikhawatirkan akan menyebabkan keramaian, lalu lintas kendaraan yang banyak, serta penumpukan sampah atau limbah makanan yang berbahaya bagi kesehatan dan kebersihan lingkungan. Amul menegaskan bahwa tidak ada informasi resmi dari pihak berwenang mengenai perizinan dan pengelolaan dapur tersebut.
Ada beberapa studi kasus sebelumnya yang menunjukkan bahwa pembuatan fasilitas sosial tanpa konsultasi warga sering memicu konflik dan gangguan. Misalnya, di beberapa daerah, pembersihan lahan untuk proyek tanpa persetujuan warga menyebabkan masalah sosial dan lingkungan yang lebih besar. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Sementara itu, data terbaru menunjukkan bahwa program Makanan Bergizi Gratis di beberapa wilayah berhasil menurunkan angka malnutrisi, tetapi pengelolaan limbah dan kegiatan yang mengganggu ketenangan warga tetap menjadi tantangan besar. Hal ini mengharuskan pihak berwenang untuk lebih memperhatikan aspek sosial dan lingkungan dalam rencana pembangunan.
Pembangunan fasilitas umum harus melibatkan partisipasi warga agar tidak terjadi konflik dan gangguan. Ketika warga terlibat dalam perkembangan proyek, hasilnya akan lebih berkelanjutan dan memenuhi kebutuhan mereka. Oleh karena itu, sosialisasi dan konsultasi dengan warga harus menjadi prioritas utamanya.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.