Orang Tua di Solo Pilih Membayar Rp 10 Ribu ke Dapur Sekolah Sebagai Tolak MBG

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Orang tua siswa SD Muhammadiyah 1 Ketelan di Solo menolak program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang direncanakan di sekolah. Mereka lebih memilih untuk membayar Rp 10.000 setiap bulan ke sekolah agar anak-anak mereka dapat menikmati hidangan dari dapur sehat yang sudah terbukti aman dan higienis.

Devi Ari Ningsih, salah satu wali murid, menjelaskan bahwa sekolah sudah memiliki kantin sehat yang telah diuji kualitasnya selama sepuluh tahun. Ia khawatir dengan beberapa kasus keracunan yang terjadi setelah konsumsi MBG di daerah lain. “Kami lebih percaya dengan kantin sekolah yang sudah teruji keamanannya,” katanya.

Devi juga tidak keberatan membayar Rp 10.000 setiap bulan, karena biaya tersebut sudah termasuk dalam SPP. “Pentingnya kesehatan anak-anak menjadi prioritas, jadi lebih baik membayar untuk makanan yang terjamin keamanannya,” tambahnya.

Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Cici, wali murid kelas VI. Ia sangat khawatir dengan laporan-laporan keracunan yang terjadi akibat MBG di beberapa tempat. “Kami tidak hanya khawatir dengan kesehatan anak di rumah, tetapi juga di sekolah,” katanya. Cici juga setuju untuk membayar Rp 10.000 agar anak-anak dapat menikmati makanan dari kantin sekolah yang sudah higienis dan terpercaya.

Kesehatan anak-anak adalah prioritas utama bagi orang tua. Meskipun MBG ditujukan untuk mengurangi beban finansial, banyak orang tua yang lebih memilih keamanan dan kualitas makanan yang dapat diandalkan. Dengan mempertimbangkan kasus-kasus keracunan yang terjadi, keputusan untuk memilih dapur sekolah yang sudah terbukti aman sangatlah wajar. Hal ini juga mengingatkan kita untuk selalu memprioritaskan kesehatan anak dalam setiap keputusan yang kami ambil.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan