Poliisi mengadakan forum diskusi berjudul “Penyampaian Pendapat di Muka Umum: Hak dan Kewajiban, Tindakan Anarkistis sebagai Tanggung Jawab Hukum” di PTIK, Jakarta Selatan. Acara ini menjadi wadah bagi koalisi masyarakat sipil untuk menyampaikan pendapat kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, khususnya mengenai isu demonstrasi.
Pada kesempatan tersebut, beberapa narasumber seperti akademisi Franz Magnis Suseno, Rocky Gerung, Direktur Amnesty International Indonesia Usman Hamid, Komisioner Kompolnas Choriul Anam, dan perwakilan KontraS Dimas Bagus turut berpartisipasi. Diskusi berlangsung selama lima jam dalam ruangan.
Usman Hamid, salah satu narasumber, meminta pembebasan aktivis yang masih ditahan, termasuk Delpedro Marhaen dari Setara Institute, Syahdan Hussein admin Gejayan Memanggil, Muhamad Fakhurrozi, dan Paul dari Social Movement Institute. Menurut Usman, mereka hanya memperjuangkan demokrasi dan reformasi Polri, bukan terlibat kejahatan.
“Kami menjamin mereka adalah aktivis demokrasi, termasuk yang memperjuangkan reformasi Polri, bukan berhubungan dengan tindakan kriminal. Kami telah mengajukan surat penangguhan penahanan dan mendorong pimpinan Polri untuk menerima permohonan tersebut atau mengimplementasikan restorative justice,” kata Usman kepada wartawan setelah diskusi, Senin (29/9/2025).
Usman juga mendesak pemerintah untuk mengubah kebijakan yang menjadi争议点, agar polisi tidak lagi berhadapan dengan masyarakat dan menghindari penggunaan kekuatan berlebihan. “Agar polisi tidak lagi berhadapan dengan rakyat, tidak ada lagi kematian seperti Afdan Kurniawan, Iko Yulianto Junior, dan Reza Pratama,” ujarnya.
Sementara itu, Julius Ibrani dari PBHI mengusulkan agar Polri berdiri di sisi rakyat sebagai penjaga perdamaian. “Posisinya harus bersama rakyat untuk memastikan penyampaian pendapat tetap dalam koridor hak asasi yang disebut the right to peaceful assembly,” katanya.
Dimas Bagus dari KontraS mengapresiasi upaya polisi dalam menjamin keamanan selama demonstrasi. Namun, dia juga mendorong polisi untuk meningkatkan upaya pencarian orang yang hilang, seperti Reno Syaputra Dewo dan Muhammad Farhan Hamid, terakhir terlihat di lokasi Mako Brimob Kwitang pada 29 Agustus.
Komisioner Kompolnas Choriul Anam meminta institusi polisi untuk tidak antikritik, tetapi harus humanis, terbuka, dan profesional. “Ini mengingatkan kita pada tradisi penting dalam kehidupan demokrasi, bahwa polisi lahir dari reformasi dan harus menjaga kehidupan yang lebih sipil,” kata Choirul.
Ardi Manto Adiputra dari Imparsial menekankan pentingnya peningkatan pemahaman hak asasi manusia bagi anggota polisi. “Perlu peningkatan pemahaman HAM di Polri. Walaupun sudah ada Perkap Nomor 8 tahun 2009, banyak polisi tingkat bawah yang belum mengetahuinya,” katanya.
Iftitah Sari dari ICJR mengungkap diskusi ini mengungkapkan ketidaksesuaian sistem. Dia mendesak agar kebijakan polisi tidak lagi represif. “Ada sesuatu yang harus diubah agar unjuk rasa tidak diikuti penangkapan dan penahanan, yang menciptakan iklim ketakutan,” tegasnya.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan terima kasih atas masukan dan berharap diskusi ini bisa menjadi patokan perbaikan. “Kami menghargai masukan masyarakat sipil dan harapan kami diskusi ini bisa terus berlanjut dalam pertemuan lain. Polri akan terus berupaya melakukan reformasi sesuai perkembangan zaman,” ujarnya.
Sebuah studi kasus yang baru-baru ini dilakukan oleh Lembaga Studi dan Advokasi HAM menunjukkan bahwa sebesar 60% demonstran merasa tidak aman saat berhadapan dengan polisi. Ini menunjukkan kebutuhan akan kebijakan yang lebih humanis dan transparan dalam penanganan demonstrasi.
Peningkatan kolaborasi antara masyarakat sipil dan institusi keamanan juga menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan yang lebih demokratis. Dengan adanya dialog terus-menerus, diharapkan polisi dan masyarakat bisa bekerja sama dalam mempertahankan ketertiban tanpa mengorbankan hak asasi manusia.
Masyarakat sipil dan polisi harus saling memperkuat untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan aman. Setiap perbaikan pada sistem harus didasarkan pada dialog konstruktif dan komitmen untuk mendengar suara rakyat.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.