Kepala BKOPIN Titiek Soeharto Mempertimbangkan Kopdes Merah Putih Bersama Zulhas

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, atau lebih terkenal dengan panggilan Zulhas, mengadakan rapat koordinasi (Rakor) di kantor Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, pada hari Senin tanggal 29 September 2025. Dalam acara tersebut, para peserta memfokuskan pembahasan pada upaya percepatan pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih.

Kehadiran yang menonjol dalam rapat ini meliputi Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Yandri Susanto, Menteri Koperasi Ferry Juliantono, serta Pelaksana Tugas Menteri BUMN dan COO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Dony Oskaria. Selain itu, juga hadir Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, dan Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) Siti Hediati Hariyadi, yang lebih dikenal sebagai Titiek Soeharto.

Sebelum rapat resmi dimulai, Zulhas berkesempatan untuk bersalaman dengan awak media. Menurutnya, kehadiran Titiek merupakan salah satu hal yang membuat rapat ini terasa istimewa. Rapat yang diadakan kali ini merupakan langkah lanjut dari Rakor Satuan Tugas (Satgas) Nasional Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang telah diselenggarakan tanggal 17 September 2025.

Untuk mendukung operasionalisasi Kopdes Merah Putih, pemerintah telah mempercepat proses pencairan kredit melalui bank BUMN. Rencananya, sebanyak 1.000 Kopdes Merah Putih akan menerima pinjaman pada akhir bulan September. Ini dilakukan agar koperasi tersebut dapat segera beroperasi dan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. Pinjaman yang diterima akan digunakan untuk modal kerja, pembangunan gerai, hingga operasional usaha.

Menteri Koperasi, Ferry Juliantono, menekankan bahwa pencairan kredit ini sangat penting agar Kopdes Merah Putih dapat segera berfungsi dan membawa manfaat nyata. Dia juga menjelaskan bahwa Kemenkop dan berbagai kementerian, khususnya dengan Bank Himbara, sedang melakukan penyaringan terhadap ribuan proposal bisnis yang diajukan oleh Kopdes Merah Putih. Upaya ini bertujuan agar target pencairan pembiayaan dapat dicapai sebelum akhir tahun 2025.

Dengan dukungan akses pembiayaan dari Bank Himbara, diharapkan Kopdes Merah Putih dapat lebih cepat beroperasi dan melayani kebutuhan masyarakat desa, termasuk menciptakan lapangan kerja baru. Selain itu, Kemenkop bersama Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) juga sedang melakukan inventarisasi aset tanah dan bangunan di setiap desa yang dapat digunakan sebagai gerai usaha atau gudang.

Saat ini, percepatan pembentukan dan operasionalisasi Kopdes Merah Putih menjadi prioritas pemerintah untuk meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat desa. Dengan adanya dukungan pembiayaan dan fasilitas yang memadai, diharapkan Koperasi Desa/Kelurahan ini akan menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan perekonomian lokal dan mengurangi ketergantungan pada pihak tengah yang sering merugikan petani dan nelayan. Ini juga merupakan langkah strategis dalam mewujudkan program pembangunan berkelanjutan di daerah terpencil.

Tantangan dan Peluang

Meski program Kopdes Merah Putih memiliki potensi besar, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah kesiapan masyarakat desa dalam mengelola koperasi dengan baik. Hal ini memerlukan pelatihan dan dukungan teknis yang lebih intensif agar koperasi dapat berjalan secara optimal. Selain itu, kerjasama antara pemerintah, bank, dan pihak swasta juga harus dioptimalkan untuk memastikan kesinambungan dan kelananan program ini.

Studikasus Sukses di Daerah

Di beberapa daerah, terlihat dampak positif dari implementasi Koperasi Desa/Kelurahan. Misalnya, di Desa Tanjung, Kopdes Merah Putih berhasil mengurangi harga jual hasil pertanian petani setempat hingga 30 persen dengan menghubungkan langsung antara petani dan konsumen. Ini menunjukkan bahwa dengan manajemen yang baik, koperasi dapat menjadi salah satu alternatif dalam memerangi praktik tengkulak dan meringankan beban finansial masyarakat.

Pelajaran untuk Masyarakat

Dari pengalaman-pengalaman tersebut, ada beberapa pelajaran yang dapat diambil. Pertama, pentingnya pengenalan dan pendidikan ekonomi bagi masyarakat desa agar mereka lebih sadar tentang pentingnya koperasi dalam meningkatkan kemandirian. Kedua, adanya dukungan teknis dan pembiayaan adalah kunci utama agar koperasi dapat berjalan dengan lancar. Terakhir, kolaborasi antara berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, adalah faktor penting dalam mewujudkan program yang berkelanjutan.

Dengan demikian, percepatan operasionalisasi Kopdes Merah Putih tidak hanya sebagai langkah pemerintah untuk meningkatkan perekonomian lokal, tetapi juga sebagai upaya untuk mengembangkan kemampuan ekonomi masyarakat dan memastikan dampak positif bagi generasi mendatang. Dalam jangka panjang, program ini diharapkan dapat menjadi model pembangunan yang berkesinambungan dan produktif untuk seluruh wilayah di Indonesia.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan