Kecelakaan Tragis di Sidoarjo: Tangisan Korban Terduga Tercatat di Reruntuhan Musala Ambruk

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pada hari Senin (29/9/2025), tim pencarian dan penyelamatan (SAR) berhasil menyelamatkan empat orang dari reruntuhan musala di Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo. Pada saat yang sama, suara tangisan korban yang masih terjebak di tempat tersebut masih terdengar oleh penyelamat. Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, menjelaskan bahwa meskipun jumlah korban pasti belum diketahui, ada banyak suara tangisan yang didengar dari dalam bangunan. Empat orang yang berhasil dievakuasi segera dibawa ke rumah sakit terdekat karena mengalami luka-luka.

Dalam upaya penyelamatan ini, Basarnas Surabaya mengerahkan 13 personel dari dua tim rescue untuk membantu evakuasi korban. Namun, proses ini dilakukan dengan sangat hati-hati karena bangunan tersebut masih berpotensi runtuh kembali. Nanang Sigit menyampaikan bahwa tim SAR menjaga keamanan dengan menghindari penggunaan peralatan yang dapat menimbulkan getaran, seperti mesin berat, untuk mencegah keruntuhan tambahan.

Sampai saat ini, evakuasi masih berlangsung, dan tim SAR gabungan terus berusaha membuka akses ke area santri yang tertimpa reruntuhan. Dengan kondisi bangunan yang tidak stabil, setiap langkah harus diambil dengan sangat berhati-hati untuk menjamin keselamatan semua yang terlibat.

Kebakaran atau keruntuhan bangunan adalah salah satu bencana yang sering terjadi dan dapat menimbulkan korban jiwa yang besar. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) menunjukkan bahwa dari tahun 2020 hingga 2024, sebanyak 1.234 insiden kebakaran terjadi di Indonesia, dengan 234 korban jiwa. Hal ini mengingatkan kita tentang pentingnya pengayaan bangunan dan sistem pemadam kebakaran yang efektif.

Terkait dengan insiden ini, studi kasus tentang keruntuhan bangunan di Indonesia perlu dilakukan untuk memahami faktor-faktor yang menyebabkan bencana tersebut. Misalnya, dalam kasus pembangunan gedung bertingkat di Jakarta pada tahun 2023, salah satu penyebab utama keruntuhan adalah penggunaan material bangunan bermutu rendah dan pelanggaran aturan konstruksi.

Penyelamatan korban dalam situasi seperti ini memerlukan koordinasi yang baik antara berbagai pihak, termasuk tim SAR, pemadam kebakaran, polisi, dan masyarakat. Keberanian dan keahlian tim SAR sangat penting dalam menyelamatkan nyawa manusia. Insiden ini juga mengingatkan kita untuk selalu menjaga keamanan bangunan dan mematuhi standar konstruksi yang berlaku.

Kita harus lebih waspada dalam menghadapi potensi bencana. Investasi dalam infrastruktur dan pelatihan SAR dapat memberikan dampak positif dalam menyelamatkan jiwa manusia. Dengan semangat gotong-royong dan kesadaran kolektif, kita bisa mengurangi risiko bencana dan membangun masyarakat yang lebih aman.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan