Eropa Memudahkan Ekspor Produk Kelapa Sawit dari Indonesia

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Uni Eropa menunjukkan fleksibilitas dalam hal pelarangan produk pertanian, termasuk kelapa sawit, coklat, kopi, kedelai, karet, dan kayu, yang sebelumnya diatur dalam Undang-Undang Anti Deforestasi Uni Eropa (EUDR). Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan perjanjian dagang Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) memberikan banyak manfaat bagi Indonesia. Selain memberikan akses pasar yang lebih luas, perjanjian ini juga mengurangi hambatan dagang, termasuk isu terkait EUDR.

Budi menambahkan bahwa dengan selesainya IEU-CEPA, Uni Eropa semakin terbuka terhadap produk Indonesia. “Harapan kita, pelarangan tersebut akan terus berlanjut dengan sikap yang lebih lunak,” katanya saat dihubungi di kantornya, Jakarta Pusat, pada hari Senin (29/9/2025).

Dari Januari hingga Juli 2025, nilai perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa mencapai US$ 18 miliar, naik 4,34% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. IEU-CEPA diharapkan dapat menghilangkan hingga 98% tarif, sehingga meningkatkan nilai ekspor dan menciptakan lapangan kerja baru.

Budi Santoso juga memastikan bahwa implementasi IEU-CEPA akan dilakukan pada tahun depan. “Kita berusaha untuk menyelesaikan proses IEU-CEPA pada akhir tahun ini, sehingga tahun depan dapat segera dilaksanakan,” ujarnya.

Sebelumnya, Indonesia telah menandatangani dan mengumumkan Kesepakatan Substansial IEU-CEPA bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Komisaris Keamanan Ekonomi Uni Eropa Maroš Šefčovič di Bali, Selasa (23/9). “Ini adalah waktu yang tepat untuk membangun hubungan perdagangan yang bebas, adil, dan berdampak positif bagi kedua negara. Presiden RI Prabowo Subianto berharap ini akan menjadi perubahan besar bagi pasar global. Kerja sama antara Indonesia dan Uni Eropa akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan di Uni Eropa dan kawasan Indo-Pasifik,” katanya.

Perjanjian dagang seperti IEU-CEPA tidak hanya membuka peluang baru untuk produsen dan eksportir Indonesia tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif. Dengan peningkatan volume perdagangan dan penurunan tarif, industri lokal dapat berkembang lebih pesat, menguntungkan petani dan pelaku usaha kecil menengah. Langkah ini juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama di pasar global, khususnya di kawasan ASEAN.

Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemasok produk pertanian berkualitas dengan cara yang berkelanjutan. Melalui kolaborasi dengan Uni Eropa, kita bisa memastikan bahwa produk-produk seperti kelapa sawit, kopi, dan karet tidak hanya menjadi komoditas utama tetapi juga berkontribusi pada pemberdayaan ekonomi lokal. Pemerintah harus terus berkomitmen untuk meningkatkanstandar keberlanjutan dan kualitas produk yang diekspor, sehingga dapat mengekspor ke pasar global dengan lebih competitive.

Kesimpulan, kolaborasi antara Indonesia dan Uni Eropa dalam IEU-CEPA bukan hanya tentang perdagangan, tetapi juga tentang membangun sistem perdagangan yang adil dan berkelanjutan. Dengan dukungan yang kuat dari pemerintah dan sektor swasta, Indonesia siap menghadapi tantangan global dengan strategi yang lebih cerdas dan inklusif.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan