Sektor Perkebunan Sawit dan Tembakau Rentan Dampak Narasi Global

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Dalam perjalanan pembahasan, berbagai pakar dan tokoh mengungkapkan bahwa industri strategic nasional, seperti perkebunan sawit dan tembakau, kini menghadapi potensi intervensi asing yang bisa merusak. Hal ini terjadi melalui strategi yang dikenal sebagai narrative and legal warfare (NLW), yang berupaya mempengaruhi pandangan masyarakat, membentuk persepsi, dan mempengaruhi kebijakan yang berpotensi merugikan Indonesia.

Prof. Satya Arinanto dari FHUI menjelaskan bahwa LSM seringkali dijadikan saluran intervensi melalui pendanaan dari luar negeri. “LSM seharusnya menjadi pilar demokrasi, tetapi banyak yang tidak merdeka, malah mengantar agenda luar negeri,” kata dia. Sementara itu, Prof. Hikmahanto Juwana dari FHUI juga setuju bahwa industri strategis dapat terancam melalui perjanjian internasional maupun kebijakan dari kementerian tertentu. “Siapa yang mengontrol? Justru kementerian kita sendiri,” ujarnya, sementara mengutip contoh isu pengendalian tembakau melalui kampanye internasional FCTC.

Dave Laksono, Wakil Ketua Komisi I DPR RI, menambahkan bahwa perang narasi sering memanfaatkan isu global dan media digital untuk memengaruhi posisi Indonesia. “Narasi negatif sering diciptakan untuk memecah belah, termasuk melemahkan posisi negara di bidang ekonomi,” katanya. Bungaran Saragih, Guru Besar IPB University, memperingatkan bahwa agribisnis merupakan satu ekosistem yang saling terhubung. Jika salah satu bagian lemah, maka ketahanan pangan dan kedaulatan ekonomi pun terancam. Ia juga mengingatkan tentang risiko deindustrialisasi jika sektor hilir, seperti sawit dan tembakau, tidak mendapat perlindungan yang cukup.

“Tanpa ketahanan pangan, kita tidak dapat memiliki kedaulatan. Jika tidak ada perlindungan yang serius, pertumbuhan ekonomi bisa tertahan di 5%, jauh dari target 8%,” tambahnya. Menutup debat, Wakil Menteri Pertahanan RI Donny Ermawan menekankan bahwa ancaman terhadap kedaulatan negara sekarang muncul dalam bentuk modern. “Perang narasi dan hukum bertujuan mempengaruhi opini, menciptakan polarisasi, hingga mencapai kepentingan tertentu. Sektor strategis seperti perkebunan kini menjadi sasaran,” ucapnya pada Dialog Publik Defence Intellectual Community, Rabu (24/9/2025).

Ketika kita mempertimbangkan industri strategis seperti perkebunan sawit dan tembakau, penting untuk menyadari bahwa ancaman tidak hanya datang dari pihak luar, tetapi juga dari strategi narasi dan hukum yang bisa merusak stabilitas ekonomi. Melindungi sektor ini bukan hanya tentang pertanian, tetapi juga tentang menyikapi tantangan global dengan strategi yang matang dan solid. Dengar adanya upaya untuk memanipulasi opini dan kebijakan menunjukkan betapa pentingnya kesadaran kolektif dalam mempertahankan kedaulatan ekonomi. Dengan demikian, kita harus tetap waspada dan aktif dalam mempertahankan kepentingan nasional agar pertumbuhan ekonomi tetap berjalan dengan lancar.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan