Berkunjung ke Kota Tasikmalaya, Wamendikdasmen Menegaskan Pendidikan Guru Minimal Sarjana

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Prof Dr Atip Latipulhayat SH LL.M PhD, membahas kualifikasi guru dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Menurutnya, calon guru di lembaga pendidikan formal harus memiliki gelar sarjana, karena kualitas tenaga pengajar sangat memengaruhi perkembangan pendidikan.

Dalam keterangan saat mengikuti acara peletakan batu pertama SMP Persis Gandok, Kecamatan Bungursari, Sabtu (27/9/2025), Atip Latipulhayat menggarisbawahi peran Persis dalam pendidikan nasional. “Sejak lama, kami berfokus pada pesantren. Sekarang, kita juga ikut serta dalam pendidikan umum sebagai upaya mencerdaskan bangsa,” ujarnya. Pembangunan SMP Persis Gandok sesuai dengan upaya pemerintah untuk mengembangkan pendidikan, mulai dari sarana prasarana hingga sumber daya manusia.

Program pemerintah mencakup revitalisasi sekolah, pembangunan unit baru, peningkatan kualitas guru, dan digitalisasi. Atip Latipulhayat menekankan bahwa semua guru harus memiliki gelar S1. “Pemerintah telah menyediakan beasiswa, dan hampir semua sekolah sudah dilengkapi flat panel interaktif. Untuk akhir tahun ini, semua sekolah diharapkan telah mendapatkan fasilitas ini,” katanya.

Meskipun demikian, tantangan masih ada. Salah satunya adalah status kepegawaian guru, yang masih menjadi permasalahan antara pemerintah daerah dan pusat. Viman Alfarizi Ramadhan, Wali Kota Tasikmalaya, juga hadir dalam acara tersebut dan mengakui bahwa masalah status dan kesejahteraan guru masih menjadi isu yang perlu ditangani. “Persoalan guru menjadi tantangan di daerah. Pemkot sedang mencari solusi terbaik,” ujarnya.

Sementara itu, Anggota DPRD Jawa Barat, H Budi Mahmud Saputra SE, menegaskan bahwa pembangunan SMP Persis Gandok harus dijadikan momentum untuk meratakan akses pendidikan. Ia mendesak agar tidak terjadi perbedaan kualitas antara sekolah di pusat kota dengan yang di pinggiran. “Jangan sampai sekolah di daerah perbatasan tertinggal. Pendidikan bermutu harus diakses dengan adil oleh semua anak. Ini bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi investasi jangka panjang untuk generasi emas,” tegasnya.

Meningkatkan kualitas pendidikan bukan hanya soal sarana prasarana, tetapi juga tentang pengajar yang profesional dan berkompeten. Dalam menghadapi tantangan ini, kerja sama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat menjadi kunci utama. Dengan demikian, setiap anak di Indonesia akan memiliki kesempatan yang sama untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Pendidikan adalah fondasi bangsa. Investasi pada pengajar dan sarana belajar akan menghasilkan generasi yang cerdas dan berdaya saing. Biarlah setiap anak memiliki akses yang merata untuk belajar, tanpa batas wilayah atau status sosial. Mari kita kerja sama untuk mendidik generasi emas Indonesia yang unggul!

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan