Andre Rosiade Ampuhkan Bantuan bagi Perantau Minang di Kabupaten Yalimo

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Andre Rosiade, Ketua Umum DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM), bertemu dengan warga Minang yang mengungsi di Distrik Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan. Kericuhan di Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan, menjadi penyebab para perantau tersebut memutuskan untuk pindah ke tempat pengungsian.

Saat berkunjung, Andre membawa bantuan sebesar Rp 400 juta. Dia juga diiringi oleh Lukas W Kossay, Plh Asisten II Setda Provinsi Papua Pegunungan, untuk memberikan bantuan langsung kepada para perantau.

Selain itu, Andre juga menyampaikan keberadaan para perantau Minang kepada Lukas. Dia menjamin bahwa warga Minang tersebut berusaha tata tertib, menghormati warga asli, dan ingin berkontribusi pada pengembangan UMKM di Papua. “Mewakili Sumatra Barat, saya serahkan warga saya kepada Bapak dan Pemerintah Daerah. Warga kami pasti akan patuh aturan, menghormati warga asli, dan datang untuk mencari nafkah serta membangun Papua bersama masyarakat setempat,” ujar Andre saat bertemu para perantau di Wamena, Minggu (28/9/2025).

Andre juga mengungkapkan bahwa perantau Minang selalu menghormati adat istiadat di tempat mereka merantau. Dia menegaskan tidak ada perantau yang bersikap sombong atau mengganggu ketertiban. “Orang Minang selalu memegang prinsip dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Kami sangat menghormati adat istiadat tempat merantau dan mencari nafkah,” jelas Andre. “Perantau Minang tidak pernah bersikap sombong atau mencetuskan masalah, karena kami memahami adat dan etika,” tambahnya.

Lukas pun merespon dengan baik permintaan Andre. Dia mengucapkan terima kasih atas kesediaan para perantau Minang dan berjanji akan melaporkan situasi ini kepada Gubernur. Selain itu, Lukas juga meminta maaf atas kericuhan yang menimpa para perantau Minang. “Saya mewakili Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan, terima kasih atas segala yang disampaikan. Kami akan melaporkan ini kepada Pak Gubernur agar dapat menyikapi permasalahan,” katanya. “Saya minta maaf atas kejadian ini, dan kami akan melakukan pendataan untuk memahami situasi lebih lanjut,” imbuhnya.

Para perantau Minang di Papua tidak hanya menjadi korban kericuhan, tetapi juga menunjukkan komitmen mereka untuk hidup harmonis dengan masyarakat setempat. Ini mengingatkan kita bahwa kesatuan dan saling menghormati adalah kunci untuk persatuan bangsa, terutama dalam menghadapi tantangan sosial. Keterbukaan dan kerjasama antara pemerintah dan warga perantau juga sangat penting untuk mencegah konflik dan memastikan kebersamaan dalam mendukung pembangunan bersama.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan