ZUZU Mendapatkan Pendanaan US$5,9 Juta dan Luncurkan Produk AI untuk Meningkatkan Pendapatan Hotel

Cuy

By Cuy

ZUZU Hospitality merilis pengumuman terkait pendanaan seri B+ senilai US$5,9 juta, yang setara dengan sekitar Rp96,5 miliar. Investasi ini dipimpin oleh Wavemaker Growth, bersama Velocity Ventures dan investornya sebelumnya. Dana yang diperoleh akan digunakan untuk mempercepat pengembangan teknologi berbasis kecerdasan buatan yang ditujukan bagi hotel independen di wilayah Asia.

Perusahaan ini didirikan pada tahun 2017 oleh Vikram Malhi, seorang mantan eksekutif dari Expedia. ZUZU berkomitmen untuk membantu hotel non-jaringan meningkatkan performa komersial lewat teknologi yang didesain berdasarkan kebutuhan pelanggan, yang merupakan warisan dari pengalaman Malhi di Hotels.com.

“Investor lama kembali berinvestasi menunjukkan bahwa saat ini adalah momen penting di mana teknologi dapat menjadi penggerak utama,” kata Malhi dalam pernyataan.

ZUZU menjadi sorotan karena inovasi seperti RevMate, asisten manajemen pendapatan berbasis AI. Platform ini mengandalkan basis data internal yang mencakup lebih dari satu juta titik harga, yang terus dipantau setiap hari selama bertahun-tahun, serta informasi okupansi dari 3.000 hotel mitra. RevMate mampu menguji dan menyesuaikan tarif kamar secara otomatis, mempelajari pola pemesanan, dan memberikan penjelasan yang jelas tentang penentuan harga.

Bagi hotel kecil yang belum memiliki tim pemasaran pendapatan, RevMate diyakini dapat berjalan secara otomatis. Hasil uji awal menunjukkan pembesaratan efisiensi hingga 40% dan kenaikan pendapatan 25-30%.

Selain manajemen tarif, AI ZUZU juga digunakan untuk merespons ulasan tamu, menjawab pertanyaan, dan merekomendasikan penjualan tambahan. Dalam satu kasus, sistem mampu merespons ulasan dengan menyebut ulang perayaan ulang tahun kelima anak tamu, hal yang jarang ditemukan dalam balasan template.

Kemampuan AI ini membuka peluang pasar baru. Meskipun awalnya berfokus pada hotel kecil, ZUZU kini menjajarkan layanannya dengan grup hotel regional. “Kehilangan tenaga ahli dalam manajemen pendapatan membuat jaringan regional memerlukan solusi yang skalabel,” tambah Malhi.

Dengan pendanaan baru, ZUZU yang telah menggunakan lebih dari 200 karyawan akan memperluas penggunaan AI dari manajemen pendapatan ke operasi lainnya, seperti penawaran tambahan dan penjualan silang. Visi perusahaan tetap konsisten: memberikan hotel independen akses terhadap teknologi yang semula hanya dimiliki oleh jaringan hotel besar.

“Hotel independen memiliki DNA keramahtamahan yang istimewa. Jika kebebasan operasional didukung oleh kecerdasan buatan, mereka bisa lebih memfokuskan diri pada ‘jiwa’ pelayanan,” akhiri Malhi.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa penggunaan AI dalam industri perhotelan terus meningkat, dengan peningkatan efisiensi operasi dan pengalaman tamu menjadi faktor utama. Contoh kasus sukses seperti ZUZU memberikan wawasan tentang bagaimana teknologi dapat merubah cara hotel independen beroperasi. Analisis unik dan simplifikasi: Teknologi AI tidak hanya meningkatkan kinerja finansial, tetapi juga memungkinkan hotel untuk memberikan layanan yang lebih personal dan memuaskan.

Kesimpulan: Di era digital, hotel independen memiliki kesempatan emas untuk berkompetisi dengan jaringan besar. Dengan dukungan teknologi, mereka dapat mengoptimalkan operasional dan fokus pada aspek inti pelayanan. Mengejar inovasi bukan hanya tentang mengikuti tren, tetapi juga tentang membangun pengalaman tamu yang tak terlupakan.

Baca juga Info Terbaru lainnya di Info terbaru.

Tinggalkan Balasan