Pipa Tua Bocor 40 Percent, Perumdam Tirta Anom Kota Banjar Siapkan Revitalisasi Jaringan Distribusi Air Berbiaya Rp 30 Miliar

Perumdam Tirta Anom di Kota Banjar sedang merencanakan proyek revitalisasi untuk pipa jaringan distribusi utama yang mengalami kebocoran. Inisiatif ini diambil setelah Komisi II DPRD Kota Banjar mengungkapkan kekhawatiran tentang tingkat kebocoran pipa yang telah mencapai 40 persen. Kondisi ini dianggap mempengaruhi kualitas pelayanan air bersih bagi masyarakat.

Kebocoran pipa tidak hanya menimbulkan kerugian operasional, tetapi juga mengurangi efisiensi dalam distribusi air. Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Banjar, Budi Kusmono, menegaskan bahwa jika masalah ini tidak segera diatasi, biaya operasional akan terus naik dan layanan publik akan terganggu. Oleh karena itu, panitia khusus telah dibentuk untuk menemukan solusi teknis dan sumber pendanaan, termasuk kemungkinan kerjasama dengan investor.

E Fitrah Nurkamilah, Direktur Perumdam Tirta Anom, menjelaskan bahwa pihaknya sedang mempersiapkan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) terkait penyertaan modal bersama Komisi II DPRD. Raperda ini akan memfasilitasi peralihan aset yang sebelumnya dibiarkan pemerintah pusat dan provinsi agar dapat digunakan untuk mendukung revitalisasi pipa. Selain memperbaiki kebocoran, proyek ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas air bersih yang disalurkan.

Pihak Perumdam juga sedang menjajaki kerja sama dengan investor untuk menjalankan revitalisasi secara holistik. Dukungan investasi ini diharapkan dapat memungkinkan penerapan teknologi modern yang mampu mengurangi kebocoran dan mengoptimalkan penggunaan energi listrik.

Meskipun peralatan pompa sudah diperbarui hingga 80 persen, pipa-pipa tua yang belum direnovasi masih menjadi masalah. Simulasi dengan EPANET 2.0 menunjukkan bahwa beberapa wilayah di Jawa Barat masih mengalami masalah dengan parameter tekanan dan headloss, yang memerlukan perbaikan struktur jaringan. Revitalisasi ini juga diharapkan mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Perumdam Tirta Anom, yang saat ini memiliki pendapatan sekitar Rp 500 juta per tahun, berniat menambahkan pendapatan setelah proyek selesai.

Data terbaru menunjukkan bahwa kebocoran pipa menjadi masalah umum di berbagai kota di Indonesia. Studi yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum menunjukkan bahwa sekitar 30-40 persen air hilang akibat kebocoran di jaringan distribusi. Hal ini tidak hanya berdampak pada biaya operasional tinggi, tetapi juga pada ketersediaan air bersih bagi masyarakat.

Studi kasus di kota-kota seperti Bandung dan Semarang menunjukkan bahwa revitalisasi pipa dapat mengurangi kebocoran hingga 60 persen. Implementasi teknologi sensor dan sistem pengawasan otomatis juga berhasil meningkatkan efisiensi distribusi air. Peningkatan ini tidak hanya berdampak positif pada layanan air bersih, tetapi juga pada kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Analisis terbaru juga menunjukkan bahwa investasi dalam infrastruktur air bersih dapat memberikan pengembalian yang signifikan dalam jangka panjang. Kerja sama antara pemerintah dan investor swasta telah terbukti efektif dalam menggandeng sumber daya dan teknologi terbaru. Revitalisasi pipa di Kota Banjar bukan hanya solusi untuk masalah saat ini, tetapi juga langkah strategis untuk menyiapkan infrastruktur yang tahan lama.

Pemerintah Kota Banjar harus tetap komitmen dalam melaksanakan proyek ini dengan baik. Dapatkan dukungan dari masyarakat dan investor untuk mendukung transformasi infrastruktur air. Sebagai warga, kita juga berperan aktif dalam menjaga fasilitas umum dan melaporkan kerusakan pipa. Investasi dalam air bersih adalah investasi dalam masa depan kota yang berkelanjutan.

Baca juga Berita lainnya di News Page