Menbud Inisiatifkuasa Kenalkan Sastra Indonesia ke Dunia Global

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, melalui program Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya, telah melakukan kerja sama strategis dengan berbagai penerbit asing dalam rangka Indonesia International Book Fair (IIBF) 2025. Kerja sama ini dilakukan bersama Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), dengan melibatkan IRF Fellowship yang menarik 22 penerbit dan agen naskah dari berbagai negara untuk menjajaki hak cipta karya-karya Indonesia. Tujuannya agar lebih banyak karya lokal dapat diterbitkan di luar negeri.

Acara ini berlangsung di Jakarta International Convention Center, Senayan, dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara penerbit Indonesia dan penerbit asing. Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, hadir dan menyambut baik inisiatif ini untuk memperkenalkan sastra Indonesia ke dunia internasional.

Fadli Zon menekankan bahwa banyak naskah Indonesia akan diterjemahkan, menjadi bagian dari perjuangan kebudayaan dan literasi global. Program MTN Seni Budaya juga bertujuan mengembangkan talenta lokal dari berbagai daerah. Ia juga mengajak semua pihak untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor, khususnya para pemangku kepentingan, agar karya Indonesia dapat diakui dan diapresiasi secara global.

Menteri Kebudayaan juga mendukung penulis muda untuk tumbuh, mengangkat budaya, dan menyebarkan cerita Indonesia. Hal ini diharapkan bisa mendukung literasi nasional, pembangunan karakter bangsa, dan mendalangi identitas bangsa.

Dalam sesi penandatanganan MoU pertama, Gramedia Pustaka Utama (GPU) bekerjasama dengan PTS Malaysia untuk buku Welcoming Feeling dan Blooming Gracefully karya Rara Nur Mega. GPU juga bekerjasama dengan Legacy of Heart Malaysia untuk buku Tak Ada Asu Diantara Kita karya Joko Pinurbo, serta dengan Bibliopress Malaysia untuk Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring karya Dr. Andreas Kurniawan.

Sesi kedua melibatkan Mekar Cipta Lestari (MCL) dengan Prapansan Thailand untuk buku Damba, Lara, dan Cinta karya Stefano Romano. Bentang Pustaka juga berkolaborasi dengan Prapansan Thailand untuk buku Bukan Perawan Maria karya Feby Indirano.

Dalam sesi terakhir, Asta Publishing menandatangani perjanjian dengan Mountai Publishing Ghana untuk beberapa buku, termasuk Si Pohon dan Telur dari seri Cerita Imajinasiku, The Monkey and the Rooster Claw, dan Stan and the Dragon. Borobudur Agency juga berkolaborasi dengan Sesava Publishing Mesir untuk buku Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi. Sementara Pustaka Al-Kausar bekerjasama dengan Nesil Publishing Turki, diwakili oleh Introtema Agency, untuk buku Muhammad Al-Fatih.

Selain IRF Fellowship, MTN Translation Funding Program (TFP) juga diluncurkan untuk memberikan dukungan finansial kepada penerbit internasional yang menerjemahkan karya Indonesia. Program ini diharapkan bisa mempromosikan literasi Indonesia dan memperkuat apresiasi global terhadap sastra Nusantara.

Melalui dukungan MTN Seni Budaya di IIBF, Kementerian Kebudayaan berharap talenta muda sastra Indonesia tidak hanya tumbuh secara kuantitas, tetapi juga bersaing di tingkatan global. Dalam acara penandatanganan tersebut, Menteri Kebudayaan didampingi oleh Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad Mahendra; Direktur Jenderal Promosi dan Diplomasi Budaya, Endah T.D. Retnoastuti; serta Ketua Umum IKAPI, Arys Hilman Nugraha.

Sastra Indonesia memiliki potensi besar untuk berkilau di dunia. Dengan dukungan yang tepat, karya-karya hebat dari penulis-penulis lokal bisa menjadi jembatan budaya yang menghubungkan Indonesia dengan dunia. Mari kita dukung dan bangga dengan karya sastra kita, karena setiap kata yang terjemahkan adalah langkah menuju pengakuan global yang lebih luas.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan