Mahasiswa Tuding Keikutsertaan ASN dan Anggota DPRD Kota Tasikmalaya dalam Aksi Unjuk Rasa MBG

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi sorotan di Kota Tasikmalaya setelah unjuk rasa dilakukan oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Aksi tersebut berlangsung di depan Gedung DPRD Kota Tasikmalaya, Kamis (25/9/2025) sore. Mahasiswa mengungkapkan dugaan keterlibatan beberapa pejabat dalam pengelolaan dapur MBG.

Tiga nama yang disebutkan selama aksi tersebut adalah Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kota Tasikmalaya, Maswati; Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Nanang Suhara; serta Anggota DPRD Kota Tasikmalaya, Gilman Mawardi. Mahasiswa menyoroti peran mereka dalam pengelolaan program tersebut.

Dalam pidatonya, salah satu orator menyebut bahwa pejabat dan anggota dewan seharusnya fokus pada perwakilan rakyat, bukannya mengelola dapur MBG. Mereka juga meminta agar pejabat tidak mencari keuntungan dari program ini.

Menanggapi tuduhan tersebut, Maswati menegaskan bahwa ia tidak memiliki dapur MBG. Namun, suaminya telah menyewakan gedung olahraga (GOR) di sekitar rumah mereka yang digunakan sebagai dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Ia menekankan bahwa kepemilikan gedung tersebut bukan atas nama dirinya.

Nanang Suhara, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, juga membantah keterlibatannya dalam pengelolaan dapur MBG. Ia mengatakan bahwa ia hanya membantu yayasan setahun yang lalu untuk menyewakan gedung. Ia menjelaskan bahwa peranannya hanya sebatas menyewakan tempat, bukan mengelola dapur.

Nanang menambahkan bahwa ia tidak tahu bahwa gedung yang disewakannya akan digunakan untuk program MBG. Ia melakukan penyewaan dengan baik dan tanpa sengaja terlibat dalam kontroversi ini. Tempat yang disewakannya terletak dekat Mangkubumi.

Program MBG telah menjadi topik hangat di Kota Tasikmalaya, dengan berbagai pihak berpendapat berbeda. Mahasiswa menginginkan transparansi dalam pengelolaan program ini, sedangkan pejabat menegaskan bahwa mereka tidak terlibat secara langsung dalam pengelolaan dapur MBG.

Inisiatif seperti MBG sangat penting untuk mendukung masyarakat yang membutuhkan bantuan gizi. Namun, transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan program sosial perlu dijaga agar program ini dapat berjalan dengan baik. Warga dan pihak berwenang harus bekerja sama untuk memastikan program MBG dapat membantu mereka yang sesungguhnya memerlukannya.

Dengan semangat kerja sama dan komitmen yang kuat, program MBG dapat menjadi wujud nyata dari kepedulian terhadap masyarakat. Marilah kita bersama-sama menjaga integritas dan kejujuran dalam setiap kebijakan dan program yang dijalankan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan