Kekerasan Berdarah di Cikarang, Dua Korban Tewas

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kekejaman tawuran antara dua geng remaja di Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, telah menuntut dua nyawa dan menimbulkan luka kritis pada empat korban lainnya. Polisi setempat segera turun tangan untuk mengamankan lokasi kejadian dan mencari pelaku pelanggaran yang terbabit.

Pasukan dari Seksi Reskrim Polres Metro Bekasi, dipimpin oleh AKBP Agta Bhuana Putra, segera melakukan investigasi di tempat kejadian perkara (TKP) yang terjadi di Jalan Raya Urip Sumoharjo, Jalan Pantura, pada malam Rabu (24/9). Mereka memeriksa area tersebut untuk menelusuri senjata tajam yang diduga dibuang oleh para pelajar setelah aksi kekerasan berakhir. Selain menewaskan dua remaja, pertempuran tersebut juga menyebabkan empat korban lainnya mengalami luka parah akibat serangan dengan senjata tajam.

Kedua pelaku tawuran, yang merupakan anak berhadapan dengan hukum (ABH), telah berhasil tungkap. Agta menegaskan bahwa kedua ABH tersebut akan dihadapkan ke hukum dengan pasal yang berbeda. Satu pelaku diduga melanggar Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan, sementara yang lainnya dituduh melanggar UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951 karena kepemilikan senjata tajam tak sah. Polisi masih melacak dua pelaku lainnya yang kabur, diduga sebagai pemilik senjata yang digunakan dalam tawuran.

Tawuran itu dimulai sekitar pukul 20.00 WIB di depan Al-Barkah. Pelaku terdiri dari siswa SMK Karya Pembaharuan, sekitar 30 orang, dan siswa SMK Puja Bangsa, sekitar 25 orang, yang didukung dua teman dari SMK Talita Bangsa. Masing-masing kelompok persenjataan dengan celurit. Korban W meninggal karena kecelakaan saat motor yang dikendarainya menabrak pohon dengan kecepatan tinggi, sedangkan korban A, siswa SMAN 1 Karang Bahagia yang bergabung dengan SMK Puja Bangsa, meninggal dunia akibat luka sobek di dada kiri.

Warga sekitar, termasuk Irfan, menyaksikan kejadian tersebut. Irfan mengatakan ia keluar setelah mendengar suara keributan. Dia melihat lebih dari 20 motor terlibat dalam pertempuran dan bahkan ikut membantu membubarkan kerusuhan. Irfan juga mengungkapkan bahwa para pelajar membawa senjata tajam berukuran besar, membuat warga takut saat mencoba membubarkan tawuran.

Insiden ini mengingatkan pada pentingnya upaya pencegahan kekerasan remaja dan perluasnya pengawasan terhadap aktivitas kelompok remaja di daerah tersebut. Masyarakat dan pihak berwenang harus bekerja sama erat untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Tindakan kekerasan seperti ini bukan hanya merenggut nyawa, tetapi juga meninggalkan luka dalam bagi keluarga korban dan mengganggu ketertiban masyarakat. Semua pihak harus sadar bahwa kekerasan tak akan membawa solusi, melainkan hanya menambahkan penderitaan. Mari bersama-sama mendorong budaya damai dan kerukunan di masyarakat.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan