Dolar AS Mencapai Rp 16.800, Menperin: Situasi Sementara

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan komentar tentang kondisi mata uang dollar AS yang saat ini mencapai kisaran Rp 16.800 per dolar. Dalam wawancara singkat di ICE BSD Tangerang, Kamis (25/9/2025), dia menyatakan bahwa peningkatan nilai dollar AS ini hanya sementara.

Keberadaan nilai dollar yang lebih tinggi dapat memengaruhi industri, terutama dalam hal biaya impor bahan baku dan mesin, yang secara langsung meningkatkan biaya produksi. Namun, hal ini juga memberikan keuntungan bagi industri yang berorientasi ekspor, karena nilai tukar dollar yang lebih tinggi menaikkan pendapatan dalam rupiah.

Data dari Bloomberg pada pukul 18:54 WIB menunjukkan dollar AS bergerak pada Rp 16.749, naik 64,50 poin atau 0,39%. Menurut pengamat ekonomi Ibrahim Assuaibi, rupiah kemungkinan akan melemah hingga Rp 17.000 per dollar AS. “Jika mencapai Rp 16.800, ada kemungkinan besar bahwa pada bulan Oktober rupiah akan melampaui Rp 17.000,” kata Ibrahim.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kuatnya dollar AS meliputi situasi eksternal dan internal. Eksternal, salah satunya adalah ketegangan yang meningkat di Eropa, terutama setelah pidato Presiden AS Donald Trump di PBB yang menekan Eropa untuk menghentikan pembelian minyak dari Rusia. Sedangkan dari sisi internal, pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa tentang penolakan program tax amnesty dianggap tidak memuaskan pasar, padahal tax amnesty sangat diharapkan dan diperlukan saat ini.

Saat ini, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS membutuhkan perhatian khusus karena dapat memengaruhi sektor industri dan ekonomi secara luas. Peningkatan nilai dollar yang terus berlanjut akan mempengaruhi biaya impor dan ekspor, serta stabilitas ekonomi nasional. Oleh karena itu, pemerintah dan pelaku industri perlu bersiap dengan strategi yang tepat untuk menghadapi tantangan ini.

Dengan mengoptimalkan eksport dan mengurangi biaya produksi, industri dapat memanfaatkan kondisi ini untuk tumbuh. Sebaliknya, jika tidak diatasi dengan baik, peningkatan nilai dollar dapat merugikan banyak sektor, terutama industri yang bergantung pada impor. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi dan memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan