Ciri-ciri Sakit Dada Akibat Penyakit Jantung dan Cara Mengenali Lokasinya

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Nyeri dada menjadi salah satu gejala yang sering dikaitkan dengan penyakit jantung, tetapi tidak semuanya berasal dari masalah jantung. Bagaimana caranya untuk membedakan gejala tersebut?

Spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Michael Tanaka, SpJP, mengungkapkan bahwa nyeri dada yang disebabkan oleh masalah jantung biasanya dirasakan di bagian tengah atau kiri dada, sesuai dengan letak jantung dalam tubuh. “Nyeri di bagian kanan dada jarang terjadi,” ujar dr. Michael saat acara Heart to Heart Gathering di Siloam Hospitals Lippo Village, Tangerang, Banten, pada Kamis (25/9/2025).

Jika nyeri dirasakan di sebelah kanan dada, dr. Michael menjelaskan bahwa penyebabnya seringkali terkait dengan masalah otot, seperti spasme akibat latihan berat, angkat beban, atau kemungkinan masalah dengan otot dinding dadanya.

Penyakit jantung yang paling umum ditemukan adalah penyakit jantung koroner (PJK), yang terjadi ketika pembuluh darah yang menyuplai jantung menyempit atau tersumbat akibat penumpukan plak. Hal ini mengurangi aliran darah ke otot jantung. Jika tidak segera ditangani atau tidak dilakukan perubahan gaya hidup yang sehat, PJK dapat menyebabkan serangan jantung yang terjadi ketika plak menutup pembuluh darah secara total.

Gejala PJK dan serangan jantung berbeda. Pada PJK, gejalanya seperti nyeri dada dan kesakitan napas yang terjadi saat beraktivitas. Namun, jika sudah mencapai serangan jantung, gejalanya akan lebih parah, seperti nyeri dada yang mendadak, sesak napas yang tiba-tiba, dan keringat dingin. “Pada serangan jantung, nyeri dapat menyebabkan pingsan,” katanya.

Perbedaan lain antara PJK dan serangan jantung adalah ketika gejala muncul. Pada PJK, keluhan biasanya muncul saat beraktivitas, seperti naik tangga atau berjalan jauh. “Namun pada serangan jantung, nyeri dapat muncul bahkan saat sedang istirahat,” jelas dr. Michael.

Saat ini, penghasilan dari pasar penyakit jantung koroner di Indonesia terus bertumbuh, dengan prevensi dan manajemen penyakit menjadi prioritas utama. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pola hidup sehat, termasuk pola makan rendah lemak, olahraga rutin, dan pengelolaan stres, dapat mengurangi risiko penyakit jantung koroner hingga 40%.

Studi kasus di beberapa negara menunjukkan bahwa konsumsi makanan berlemak tinggi dan kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor utama peningkatan kasus PJK. Dengan demikian, pengawasan kesehatan jantung menjadi sangat penting.

Dari segi analisis unik, khususnya di Indonesia, faktor budaya makan dan kurangnya kesadaran akan pentingnya check-up jantung juga menjadi perhatian. Meskipun demikian, dengan peningkatan kesadaran masyarakat dan aksesibilitas layanan kesehatan, diharapkan kasus penyakit jantung dapat dikurangi.

Ingatlah, nyeri dada yang tiba-tiba dan berkepanjangan tidak boleh diabaikan. Segera konsultasikan dengan ahli jantung untuk evaluasi lebih lanjut. Jaga kesehatan jantungmu sekarang agar nanti tetap bebas dari gejala-gejala yang menyiksa.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan