Trump Menghentikan Penggunaan Teleprompter Saat Pidato Sidang Umum PBB

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menghadapi masalah dengan teleprompter selama pidato di Sidang Umum ke-80 PBB. Dalam kesempatan tersebut, ia langsung menunjuk tanggung jawab kepada operator peralatan tersebut. “Saya bisa menyimpulkan bahwa siapa pun yang mengoperasikan teleprompter ini pasti terkena masalah serius,” ujar Trump saat memulai pidato, seperti dilaporkan oleh YouTube United Nations pada Selasa, 23 September 2025.

Amerika Serikat, sebagai tuan rumah, memperoleh kesempatan kedua untuk berbicara di Sidang Umum PBB. Trump memulai pidatanya setelah Presiden Brasil, Lula da Silva. Setelah kejadian dengan teleprompter, ia langsung membacakan teks pidatonya yang telah disiapkan dalam bentuk kertas.

Di awal pidato, Trump tidak segan-segan mengejek pendahulunya, Joe Biden. Ia mengingatkan tentang kondisi yang terjadi selama masa kepemimpinan Biden. “Sudah enam tahun sejak terakhir kali saya berdiri di aula ini, berbicara di depan dunia yang damai dalam jabatan pertama saya,” ungkap Trump, merujuk pada masa jabatannya sebagai presiden dari 2017 hingga 2021. “Sejak itu, kekerasan telah merusak damai yang saya ciptakan di dua benua, dan era ketenangan telah berganti menjadi krisis paling parah dalam jaman ini. Di sini, di Amerika Serikat, empat tahun kekurangan keberanian, pelanggaran hukum, dan radikalisme di bawah pemerintahan sebelumnya telah menimbulkan berbagai bencana beruntun untuk negara kita.”

Pidato Trump mencerminkan pandangan yang sangat kritis terhadap masa kepemimpinan Biden, menggambarkan situasi yang menurun baik dalam dan luar negeri. Dia juga mempertahankan imejnya sebagai pemimpin yang kuat melalui ungkapan-ungkapan yang kuat dan pengkritikan keras.

Tidak seperti banyak pemimpin global yang bergantung pada teleprompter, Trump menampilkan keterampilan berbicara tanpa bantuan teknologi tersebut. Hal ini menunjukkan kepercayaan diri dalam pengalaman dan pengetahuannya, meskipun beberapa pihak menganggap langkah tersebut sebagai strategi untuk menarik perhatian media dan menciptakan naratif yang lebih kuat dari pesannya.

Ketika Trump menjelaskan dampak dari apa yang ia sebut sebagai “kelemahan” pemerintahan Biden, ia mengaitkannya dengan berbagai masalah internasional dan domestik. Dia mengaku bahwa stabilitas yang mencapai puncaknya selama masa jabatannya pertama kali terganggu oleh konflik dan ketidakstabilan yang mempengaruhi berbagai negara.

Ketika melihat perkembangan terkini, banyak analis politik berpendapat bahwa pidato Trump ini tidak hanya tentang teleprompter yang gagal, tetapi juga tentang strategi komunikasi yang cerdas. Dia mengubah ситуаasi menjadi kesempatan untuk mengulang kembali pesan-pesan kampanye dan memposisikan diri sebagai alternatif yang kuat bagi masa depan Amerika Serikat.

Jika ada yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang dampak dari pidato Trump, mereka dapat melihat video terkait tentang aturan penggunaan mikrofone selama sesi PBB, yang juga menjadi topik pembicaraan di media internasional.

Ketika melihat perkembangan terkini, banyak analis politik berpendapat bahwa pidato Trump ini tidak hanya tentang teleprompter yang gagal, tetapi juga tentang strategi komunikasi yang cerdas. Dia mengubah ситуаasi menjadi kesempatan untuk mengulang kembali pesan-pesan kampanye dan memposisikan diri sebagai alternatif yang kuat bagi masa depan Amerika Serikat.

Di tengah kehebohan politik yang terus berlanjut, Trump berhasil menarik perhatian dunia dengan cara yang unik. Dia menunjukkan bahwa, meskipun hadapi kendala teknologi, dia tetap mampu mengendalikan naratif dan mengumpulkan dukungan dari pengikut-pengikutnya. Tidak ada yang dapat menentang bahwa Trump tetap menjadi salah satu figur paling menarik di panggung politik global, dengan keberanian untuk berbicara langsung dan tanpa takut.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan