Pendanaan Infrastruktur Digital, Kesehatan, dan Energi oleh Indonesia Investment Authority

Cuy

By Cuy

Indonesia Investment Authority (INA) telah menetapkan prioritas investasi pada infrastruktur digital, termasuk pusat data dan kabel bawah laut, serta layanan kesehatan berdasiar kecerdasan buatan (AI) dan sumber energi bersih. Ini diungkapkan oleh Chief Investment Officer INA, Christopher Ganis, pada sesi konferensi SuperReturn Asia yang diselenggarakan di Singapura, Rabu (17/9).

Sejak berdiri tahun 2021 dengan dana yang dikelola mencapai Rp163,4 triliun (sekitar US$10 miliar), INA telah mengubah strategi dari pendanaan ekuitas langsung menjadi skema yang lebih varied, seperti modal hibrid dan kredit privat, untuk mendukung pertumbuhan perusahaan di Indonesia.

Ganis menjelaskan bahwa dengan pemerintah memfokuskan pada kemandirian dan keamanan data, permintaan akan pusat data akan terus meningkat. Dalam upaya mengembangkan infrastruktur digital, INA telah bekerjasama dengan Granite Asia dalam menyediakan investasi hingga US$1,2 miliar untuk mendukung ekosistem teknologi dan AI di Indonesia. Selain itu, INA juga mendukung proyek pengembangan kampus pusat data DayOne di Batam, yang terletak di Nongsa Digital Park, dengan dukungan pembiayaan sindikasi senilai Rp6,7 triliun dari DBS dan UOB, dengan target selesai pada akhir 2025.

Di bidang energi terbarukan, INA telah berinvestasi pada Pertamina Geothermal Energy bersama Masdar pada tahun 2023, yang dinilai memiliki performa yang baik, menegaskan komitmen INA pada aset ramah lingkungan yang menghasilkan arus kas positif.

Pada awal tahun ini, Indonesia kini memiliki dua dana kekayaan negara, yaitu INA dan Danantara, yang terakhir berperan sebagai “superholding” aset negara. Meskipun INA menjadi lebih kecil dari Danantara secara aset, keduanya memiliki peran yang berbeda. Ganis juga menggarisbawahi bahwa struktur pembiayaan di Asia yang masih didominasi oleh lembaga perbankan membuka peluang bagi INA untuk menjadi sumber alternatif pembiayaan non-bank, terutama bagi perusahaan Indonesia yang ingin berkembang global dan membutuhkan modal serta dukungan teknis lintas yurisdiksi.

Dengan langkah-langkah strategis ini, INA tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, tetapi juga memperkuat posisinya dalam mendukung inovasi dan ketahanan sektor strategis. Inisiatif investasi INA dalam teknologi dan energi terbarukan bukan hanya menguatkan infrastruktur nasional, tetapi juga menginspirasi perusahaan lokal untuk meningkatkan daya saing global. Dalam era transformasi digital dan transisi energi, keberadaan INA menjadi kunci bagi Indonesia dalam menusuki pasar internasional dengan daya saing yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Baca juga Info Terbaru lainnya di Info terbaru.

Tinggalkan Balasan