Harapan Jakarta Terjangkau dan Sinisme Washington dalam Sidang Majelis Umum PBB

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, memberikan pidato yang penuh semangat di Sidang Umum PBB tahun ini, menekankan pentingnya solidaritas global dan kerjasama multilateral. Pidato yang disampaikannya di Jakarta menggambarkan visi tentang masa depan yang lebih baik, mengingatkan dunia untuk menghindari keberadaan hukum rimba di mana kekuasaan berdominasi atas kelemahan. Ia juga mengajukan pendirian yang kuat terhadap perubahan iklim dan situasi di Palestina, mendorong dunia untuk bertindak langsung.

Sementara itu, dari Washington, Donald Trump menyampaikan pandangan yang sangat berbeda. Dengan nada kritis, ia menyatakan PBB tidak relevan dan mengecam tatanan global yang dianggap gagal melindungi kepentingan Amerika Serikat. Trump bahkan meremehkan krisis iklim sebagai “histeria” yang hanya menguras uang rakyat. Nada yang disampaikan Trump lebih kepada isolasionisme, di mana ia menekankan bahwa Amerika Serikat hanya berpihak pada diri sendiri.

Dua pidato ini membuka dua pandangan dunia yang berbeda: satu menawarkan harapan dan kerjasama, yang lainnya mempertanyakan nilai dari kerja sama internasional. Prabowo berperan sebagai jembatan, mendorong dunia untuk bersatu dalam menghadapi tantangan global, sedangkan Trump memilih untuk menjadi tembok, menolak peran PBB dalam merespons krisis-krisis dunia.

Dari sisi Indonesia, Prabowo menunjukkan posisi yang kuat sebagai pemimpin Global South yang peduli dengan keadilan dan perdamaian. Pidato yang disampaikannya di PBB tidak hanya menghadirkannya sebagai pemimpin yang berwibawa, tetapi juga sebagai sumber inspirasi bagi negara-negara lain dalam menghadapi tantangan global. Pada saat dunia menghadapi pesimisme, Indonesia memilih untuk menjadi bagian dari solusi dengan menyuarakan harapan dan kepercayaan pada masa depan yang lebih baik.

Dalam menghadapi dua pesan yang berlawanan, dunia harus memilih antara harapan dan kerjasama atau kecurigaan dan isolasi. Prabowo telah menampilkan bahwa Indonesia tidak hanya sebagai penonton, tetapi sebagai penggerak perubahan positif di dunia internasional. Harapan adalah bahan bakar utama untuk membangun dunia yang adil dan damai, dan itu yang perlu kita pilih.

Dari sisi riset terbaru, studi menunjukkan bahwa kerjasama internasional dalam menangani krisis iklim semakin penting. Data dari PBB menunjukkan bahwa tindakan kolektif dapat mengurangi dampak perubahan iklim secara signifikan. Selain itu, solidaritas global dalam menghadapi konflik telah membuktikan bahwa kerja sama multilateral masih relevan dalam menghadapi tantangan global.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan