Buka IBF 2025: Fadli Zon Menegaskan Literasi Sebagai Landasan Kita Bangsa

Fadli Zon, Menteri Kebudayaan Indonesia, meresmikan pelaksanaan Indonesia International Book Fair (IIBF) 2025 di Jakarta International Convention Center. Dalam pidatonya, ia menekankan peran literasi sebagai dasar pembangunan bangsa dan jembatan diplomasi budaya yang menghubungkan Indonesia dengan dunia.

Dengan tema “Exploring Content, Enlightening Mind”, IIBF 2025 menjadi tempat pertemuan ide dari berbagai negara di tengah era digital yang dinamis. Fadli Zon menekankan bahwa literasi melibatkan membaca dengan kesadaran, menulis dengan makna, dan menerbitkan dengan visi. “Konten berkualitas tidak hanya memperkaya pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan mengukuhkan identitas bangsa,” kata Fadli Zon pada Rabu (24/9/2025).

Selain sebagai pameran buku, IIBF juga berperan sebagai ruang diplomasi budaya. Acara ini diikuti oleh penerbit dan agen literasi dari dalam dan luar negeri, termasuk dalam Indonesia Rights Fair (IRF). Lebih dari 70 peserta dari 17 negara hadir, menunjukkan pengakuan internasional terhadap literasi Indonesia. Kementerian Kebudayaan juga menyematkan literasi sebagai bagian penting dalam Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya.

Fadli Zon mengungkapkan program MTN Translation Funding untuk mendukung penerjemahan karya Indonesia ke berbagai bahasa. Selain itu, diluncurkan Indonesia Rights Fair Fellowship Program 2025 yang menghubungkan penerbit internasional dengan potensi literasi Indonesia. Ia juga mengajak semua pihak untuk mendukung pertumbuhan karya Indonesia di dunia, menggalakkan penulis muda, dan membangun budaya membaca sejak dini.

Arys Hilman Nugraha, Ketua Umum IKAPI, memuji konsistensi IIBF yang sudah berlangsung selama 45 tahun, termasuk saat pandemi COVID-19. Ia mengatakan IIBF 2025 bukan hanya pameran, tetapi upaya memperluas akses bacaan, memperkuat industri penerbitan, dan mempopulerkan budaya membaca. Wahyu Rinanto, Ketua Panitia IIBF 2025, menyoroti partisipasi 20 negara, 125 peserta, 150 acara, dan 160 narasumber, menjadikan IIBF sebagai ruang dialog, transaksi, dan inovasi.

Berbagai program unggulan turut menghiasi IIBF 2025, termasuk IRF selama tiga hari pertama dengan 80 penerbit dari berbagai negara. Program Lit Connect mempertemukan industri buku dengan perfilman, gim, dan pengembangan IP. Story Market kembali setelah sukses tahun 2024, menghubungkan penerbit dengan pembeli konten. Ada juga diskusi, peluncuran buku, dan sesi tanda tangan penulis. Sebanyak 50 acara siap digelar selama lima hari penyelenggaraan.

Acara pembukaan dihadiri duta besar dari berbagai negara, perwakilan penerbit, penulis, dan ilustrator. Hadir pula tiga pejabat Kementerian Kebudayaan: Ahmad Mahendra, Endah T.D. Retnoastuti, dan Anissa Rengganis.

Literasi bukan hanya tentang membaca dan menulis, tetapi juga tentang membangun jembatan antarbudaya. Mari kita jadikan buku sebagai jalannya diplomaasi budaya, memperkenalkan keindahan budaya lokal, dan mengukuhkan identitas bangsa. Dalam era digital ini, mari kita dukung industri buku agar terus berkembang dan menjadi sarana pembangunan bangsa yang lebih kuat. Setiap karya yang kami ciptakan bisa menjadi jembatan ke dunia, mempertemukan ide, dan menginspirasi generasi masa depan. Marilah kita bentuk masa depan yang lebih cerah melalui kreativitas dan keahlian yang kami miliki.

Baca juga Berita lainnya di News Page