Bencana Hilangnya Keberuntungan: Sebuah Cerita Tragis 60 Tahun Hidup Miskin Akibat Tertukar Sesaat Lahir

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Seorang pria berkebangsaan Jepang, berusia 60 tahun, mengalami nasib tragis akibat tertukar ketika baru saja lahir. Dia yang seharusnya tumbuh di keluarga yang berkecukupan justru hidup dalam kemiskinan setelah mengetahui kebenarannya melalui hasil tes DNA.

Menurut BBC, pria tersebut menerima ganti rugi sebesar 32 juta yen (setara dengan Rp 4,8 miliar) dari lembaga sosial San-Ikukai, yang mengelola rumah sakit tempat ia lahir pada Maret 1953. Kesalahan staf rumah sakit saat itu menimbulkan kesalahan penyampaian bayi kepada ibu yang salah. Bayi kandung pasangan kaya tersebut lahir 13 menit setelah dirinya.

Dalam pernyataan di pengadilan, hakim Masatoshi Miyasaka menegaskan bahwa kesalahan ini telah mengakibatkan penderitaan jiwa yang parah, karena dia kehilangan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Berbeda dengan saudara kandungnya, yang dibesarkan di keluarga kaya dan berhasil menyelesaikan pendidikan di SMA swasta dan universitas.

Sementara itu, pria yang tertukar ini dibesarkan dalam keluarga miskin yang bergantung pada bantuan sosial. Ia hanya selesai sekolah di SMP dan bekerja sebagai supir truk. Ganti rugi yang diterimanya juga mencakup kerugian hubungan dengan keluarga kandung selama hampir enam dekade. Kasus ini baru terungkap setelah orang tua biologisnya meninggal, saat saudara-saudungannya menyadari perbedaan fisik dan melakukan tes DNA pada tahun 2009.

Menurut NBC News, pengadilan Tokyo memerintahkan San-Ikukai untuk membayar 38 juta yen (Rp 5,7 miliar) kepada pria tersebut, meski jauh lebih rendah dari tuntutan awal sebesar 250 juta yen (Rp 38 miliar). Berbeda dengan hidupnya yang sulit, pria yang tertukar dengannya tumbuh dalam keluarga yang makmur, menerima pendidikan elit, dan kini sukses dalam bisnis properti.

Dalam konferensi pers, pria tersebut mengungkapkan perasaan kesedihan dan kemarahan. “Saya merasa… penyesalan dan juga marah. Saya ingin mereka memutar kembali waktu,” ujarnya. Setelah kebenaran terungkap, dia mengaku hatinya hancur. “Saat saya tahu siapa orang tua kandung saya, saya berharap bisa dibesarkan oleh mereka. Ketika saya diberikan foto orang tua saya, itu membuat saya ingin bertemu mereka. Setiap kali melihat foto itu, air mataku terus menetes,” tutupnya.

Hakim Miyasaka menyatakan sulit menilai seberapa besar penderitaan yang dialami pria tersebut setelah tahun-tahun kehilangan. “Mustahil menilai seberapa besar rasa sakit dan kekecewaan yang dialami orang tua maupun sang pria, karena mereka kehilangan kesempatan menikmati hubungan orang tua-anak untuk selamanya,” katanya.

Pria itu akhirnya berhasil menjalin hubungan dengan saudara kandungnya. Menurut NBC News, ia rutin bertemu mereka untuk minum minum setiap bulan sekali, sementara tetap menjaga hubungan dengan kakak tirinya yang telah menjadi bagian dari hidupnya sejak kecil.

Kasus ini membuktikan betapa pentingnya peran rumah sakit dalam menjaga keakuratan identitas bayi baru lahir. Meskipun ganti rugi telah diberikan, tidak ada yang bisa mengganti kehilangan waktu bersama keluarga sebenarnya. Kesempatan yang hilang, dari pendidikan hingga pengalaman anak yang bahagia, menjadi harganya. Namun, dengan semangat untuk maju, dia tetap mencoba menemukan kebahagiaan baru di masa depan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan