Polisi Buru Pelaku Pencurian Rekening Dormant yang Terlibat dalam Penculikan Kepala Cabang Bank

Polisi telah mengungkap identitas S, yang diduga sebagai orang yang memberikan informasi tentang rekening dormant kepada C, yang dikenal dengan nama Ken. S ini merupakan salah satu pelaku utama dalam kasus penculikan dan penganiayaan terhadap kepala cabang bank M Ilham Pradipta. Penyelidik masih dalam proses mengejar S untuk diinterogasi lebih lanjut.

Kombes Wira Satya dari Dirkrimum Polda Metro Jaya menyampaikan kepada wartawan pada Selasa (23/9/2025) bahwa pencarian terhadap S masih berlangsung. Saat ini, belum ada data yang menunjukkan S terdaftar sebagai DPO (Daftar Pencarian Orang). Dari hasil investigasi sementara, rencana pelaku untuk mencuri uang dari rekening dormant tersebut mencapai nilai Rp 70 miliar.

Jumlah tersebut diperkuat oleh informasi yang diterima polisi, mengatakan bahwa pelaku mencoba mengakses rekening yang telah tidak aktif selama bertahun-tahun. Dalam kasus ini, pelaku menculik Ilham Pradipta dengan tujuan mendapatkan otorisasi untuk mentransfer dana tersebut. Namun, uang di rekening dormant itu belum berhasil dipindahkan ke rekening lain.

Kombes Wira Satya Triputra juga menambahkan, “Sampai saat ini, rekening dormant belum mengalami perubahan. Pelaku berharap dengan menculik korban, mereka bisa mendapatkan akses ke rekening penyimpanan. Oleh karena itu, pembuangan rekening dormant ke rekening penyimpanan belum terjadi.”

Ilham Pradipta ditemukan tewas di Serang Baru, Kabupaten Bekasi, setelah diculik saat berbelanja di Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada 20 Agustus 2025. Jenazah ditemukan dengan kondisi wajah, kaki, dan tangan terikat dengan lakban hitam.

Hingga saat ini, sebanyak 15 orang tersangka sipil telah ditangkap. Selain itu, dua anggota Kopassus dengan inisial FH (Kopda) dan N (Serka) juga terlibat dan telah diamankan Pomdam Jaya. Polisi masih mencari salah satu pelaku lainnya dengan inisial EG.

Setelah kegagalan pelaku untuk mengakses rekening dormant, kasus ini menunjukkan beragam strategi kejahatan finansial yang melibatkan penculikan. Polisi masih mengintensifkan pencarian terhadap pelaku yang masih bebas agar kasus ini segera terselesaikan. Keberanian dan ketelitian dalam penyelidikan memastikan bahwa setiap unsur kejahatan dapat diungkap dan ditangani tepat.

Penanganan kasus ini juga mengungkapkan pentingnya keamanan data finansial dalam era digital. Pelaku mencoba memanfaatkan informasi pribadi korban untuk tujuan kejahatan, menunjukkan betapa pentingnya perlindungan data dan keamanan informasi di sektor keuangan. Dengan menjaga ketatnya sistem verifikasi dan otorisasi, dapat diharapkan pencurian rekening dapat dicegah.

Dalam kasus ini, kerjasama antara instansi keamanan dan bank juga menjadi kunci dalam mencegah penyalahgunaan rekening dormant. Pelajaran dari insiden ini dapat digunakan untuk meningkatkan kebijakan keamanan di industri perbankan agar rekening tidak terlalu mudah diakses oleh pihak yang tidak berwenang.

Kasus penculikan dan penganiayaan yang dialami Ilham Pradipta harus menjadi peringatan bahwa kejahatan finansial tidak hanya berdampak pada kerugian material, tetapi juga merugikan nyawa. Pengalaman ini mengingatkan kita semua untuk lebih memperhatikan keamanan informasi pribadi dan melaporkan segala bentuk kejahatan ke otoritas terkait.

Dengan kerjasama dan ketekanan dari semua pihak, kasus seperti ini dapat segera terselesaikan dan mencegah kejahatan serupa di masa depan.

Baca juga Berita lainnya di News Page