PT Timah Tbk mencatat penghasilan sebesar Rp 4,22 triliun dalam semester pertama tahun 2025, menurun hingga 19% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Selama periode yang sama, perusahaan meraup laba usaha sebesar Rp 380 miliar dan EBITDA senilai Rp 838 miliar. Sementara itu, neraca keuangan menunjukkan total aset perusahaan mencapai Rp 12,33 triliun, dengan liabilitas sebesar Rp 5,03 triliun dan ekuitas senilai Rp 7,29 triliun.
Dari segi neraca keuangan, total aset perusahaan turun 7% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara liabilitas merosot 22% dan ekuitas meningkat 8% jika dibandingkan dengan semester I tahun 2024.
Menurut Direktur Operasi dan Produksi PT Timah, Nur Adi Kuncoro, laba bersih perusahaan pada semester pertama 2025 mencapai Rp 300 miliar, menjadikan angka tersebut lebih rendah daripada laba bersih Rp 434 miliar yang dicatat pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin (22/9/2025), dia menjelaskan bahwa penurunan pendapatan terutama disebabkan oleh penurunan produksi timah dan logam lain. Pada 2025, produksi bijih timah perusahaan hanya mencapai 6.997 ton Sn, sementara produksi logam sebesar 6.870 metrik ton.
Nur Adi mengungkapkan bahwa penurunan produksi bijih timah terjadi karena kinerja operasi yang menurun secara year-to-year. Produksi tahun ini mencapai 6.997 ton, atau turun 32% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh penurunan jumlah alat produksi, terutama kapal-kapal yang siap digunakan, serta kesulitan akses ke beberapa area tambang.
Lokasi tambang yang masih sulit diakses termasuk Oliver di Laut Belitung, Beriga di Bangka Tengah, dan Laut Rias di Bangka Selatan. Selain itu, intensitas cuaca yang lebih lama pada tahun 2025 juga mempengaruhi produksi. Untuk mengatasinya, PT Timah berencana mengoptimalkan pengelolaan tambang darat dan tambang primer, serta membuka kembali tambang Beriga di Bangka Tengah yang memiliki potensi yang tinggi.
Perusahaan juga merencanakan penyempurnaan tim manajemen untuk pengurusan perizinan, penyelesaian sengketa lahan, dan perbaikan fungsi organisasi. Nur Adi menambahkan bahwa perusahaan juga berkomitmen untuk menghindari isu internal seperti kecurangan dan membentuk tim khusus untuk menyelesaikan permasalahan perizinan agar kegiatan operasional bisa berjalan dengan maksimal.
PT Timah Tbk menghadapi tantangan signifikan dalam semester pertama 2025, terutama dalam penurunan produksi dan pendapatan. Namun, dengan strategi yang jelas dan komitmen untuk meningkatkan efisiensi, perusahaan masih memiliki peluang untuk memulihkan kinerja ke depannya. Penekanan pada pengelolaan tambang yang lebih efektif dan penyelesaian masalah perizinan akan menjadi kunci dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan langkah-langkah yang tepat, PT Timah dapat menampilkan performa yang lebih baik di periode berikutnya.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.