Pemerintah Berencana Meningkatkan Efisiensi dengan Mengurangi Jumlah BUMN menjadi 200

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengungkapkan rencana pemerintah untuk merampungkan jumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi hanya 200 entitas. Ini merupakan langkah strategis yang ditujukan untuk meningkatkan kinerja dan daya saing perusahaan negeri, serta memutuskan usaha yang tidak lagi efektif. Sebelumnya, total BUMN di Indonesia mencapai sekitar 1.000 entitas.

Dalam keterangannya di rapat bersama Komisi VI DPR yang membahas revisi Undang-Undang BUMN pada Selasa (23/9/2025), Prasetyo menjelaskan bahwa proses perampingan ini akan melibatkan penggabungan beberapa entitas BUMN yang memiliki kegiatan yang serupa atau berpotensi mengoptimalkan sumber daya. Selain itu, langkah ini juga bertujuan untuk membersihkan perusahaan yang tidak lagi memberikan kontribusi positif.

Pengelolaan proses perampingan ini ditugaskan kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Prasetyo menegaskan bahwa adanya BPI Danantara memberikan alat yang efektif bagi pemerintah dalam menyelesaikan berbagai tantangan yang dihadapi oleh BUMN, termasuk kasus seperti Garuda Indonesia.

Meskipun ada rencana pemangkasan jumlah BUMN, Chief Operating Officer (COO) BPI Danantara, Dony Oskaria, menyampaikan bahwa ini tidak otomatis akan meningkatkan pendapatan negara. Justru, data menunjukkan bahwa 97% dividen BUMN berasal hanya dari 8 perusahaan, sementara 52% BUMN mengalami kerugian. Total kerugian ini mencapai sekitar Rp 50 triliun setiap tahun akibat inefisiensi manajemen.

Untuk merealisasikan target ini, Dony menjelaskan akan ada beberapa strategi penggalian, termasuk merger antara BUMN, akuisisi usaha, dan spin-off. Dia menjelaskan bahwa sekitar 300 merger diperkirakan akan terjadi, serta pemisahan usaha untuk fokus pada bisnis inti.

Menurut data terbaru, substitusi modal ke BUMN mengalami peningkatan dari 30% menjadi 70% dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Hal ini menunjukkan adanya upaya pemerintah yang lebih serius dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan negeri.

Kasus Garuda Indonesia menjadi salah satu contoh yang ditampilkan oleh BPI Danantara dalam mendorong BUMN untuk lebih fokus pada bisnis inti. Peningkatan manajemen dan strategi bisnis yang lebih fokus diharapkan dapat meningkatkan daya saing perusahaan tersebut.

Dalam konteks global, banyak negara yang telah melakukan langkah serupa dalam mereformasi BUMN mereka. Misalnya, negara-negara di Asia Tenggara telah berhasil meningkatkan daya saing BUMN melalui konsolidasi dan peningkatan efisiensi operasional. Hal ini menunjukkan bahwa langkah yang diambil Indonesia berada dalam jalan yang tepat.

Melalui proses perampingan ini, diharapkan BUMN Indonesia dapat menjadi lebih kompetitif, efisien, dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian nasional. Ini juga akan membantu pemerintah dalam mengoptimalkan pengalokasian sumber daya yang terbatas ke bidang yang lebih produktif.

Langkah pemerintah dalam merampungkan jumlah BUMN menjadi 200 entitas merupakan langkah yang bijak. Dengan fokus pada efisiensi dan daya saing, ini akan membawa manfaat jangka panjang bagi perekonomian Indonesia. Setiap langkah yang diambil harus didukung oleh strategi yang jelas dan komitmen untuk perubahan yang signifikan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page