Pembina LPS Imbuh Hartani Peluncur Kredit Rp200 T: Hindari Kegagalan!

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Didik Madiyono, Pelaksana Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), memintakan kepada sektor perbankan untuk tetap menjaga ketatnya dalam memberikan pinjaman. Keterangan ini disampaikannya sebagai tanggapan terhadap langkah pemerintah yang mengalokasikan dana sebesar Rp 200 triliun untuk kebankinan.

Menurut Didik, prinsip keberhati-hatian dalam pemberian kredit menjadi kunci agar rasio kredit macet (NPL) dapat tetap terkontrol. “Haruslah berdasarkan prinsip-prinsip pemberian kredit yang sehat. Jangan begitu-begitu saja, jangan sembarangan. Pada dasarnya, harus diperhatikan dengan baik. Bankir sudah lebih ahli dari saya dalam hal ini, mereka telah memiliki pengalaman puluhan tahun, bahkan lebih dari tiga dekade,” kata Didik kepada pihak media di kantor LPS, pada hari Senin (22/9/2025).

Meskipun demikian, Didik melihat kebijakan ini dengan optimisme, terutama dalam mendorong pertumbuhan kredit perbankan. “Kebijakan ini merupakan salah satu strategi dari Menteri Keuangan baru untuk memacu kredit. Semoga berhasil, kita tidak boleh skeptis langsung. Coba dulu, kalau belum dicoba, sudah menganggap gagal, pasti akan gagal saja,” ungkapnya.

LPS juga mengungkapkan bahwa kebijakan tersebut akan membantu mengurangi persaingan bunga antar bank. Hal ini juga diharapkan akan meningkatkan likuiditas perbankan di masa depan. “Pastinya, ini yang penting. Mungkin kebijakan ini akan memengaruhi tingkat bunga penjaminan karena likuiditas yang meningkat akan meredakan persaingan dalam menarik bunga dari bank. Bargaining power pemilik dana besar untuk menentukan suku bunga mungkin pun akan berkurang,” lanjut Didik.

Ketika pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp 200 triliun ke perbankan BUMN, ini bukan hanya tentang dukungan finansial, tetapi juga tentang strategi yang dapat menggerakkan lagi kredit yang sempat lesu. Didik menambahkan, bankir sudah memiliki keterampilan yang matang dalam analisis kredit, sehingga kebijakan ini diharapkan tidak hanya menjadi sekadar dukungan, tetapi juga pendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih sehat. Persaingan bunga yang berlebihan kadang kali mempengaruhi stabilitas perbankan, namun dengan kebijakan ini, diharapkan bank akan lebih fokus pada kualitas kredit daripada per జరుగan harga.

Kini, banyak yang berharap bahwa ini akan menjadi langkah yang efektif dalam mendukung perekonomian. Tidak hanya voor bank, tetapi juga untuk pelaku usaha dan masyarakat yang memerlukan dukungan finansial. Dengan likuiditas yang lebih baik, bank dapat memberikan kredit dengan kondisi yang lebih sehat, sehingga menciptakan ketenangan di pasar keuangan.

Setiap langkah kebijakan merupakan uji coba dalam mengejar stabilitas ekonomi. Dengan optimisme yang tepat, dukungan ini dapat menjadi katalisator bagi pertumbuhan yang berkelanjutan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan